REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengatakan gerakan zero waste atau bebas sampah menjadi salah satu perhatian utama Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Zul, sapaan akrab Zulkieflimansyah, mengatakan gerakan bebas sampah menjadi keharusan bagi NTB sebagai daerah yang menjadi destinasi wisata.
"Zero waste ini harus jadi kebutuhan kita bersama karena kita daerah destinasi wisata tentu harus bersih dan nyaman," ujar Zul di Lombok Barat, NTB, Jumat (1/3).
Zul mengambil contoh program kerja sama Pemprov NTB dengan Forest for Life Indonesia untuk pengolahan sampah dengan teknologi tentara lalat hitam. Pengolahan sampah tersebut berlokasi di Dusun Bebae, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
Zul berharap program ini mampu menyelesaikan persoalan sampah organik agar menjadi lebih bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Dia menyambut baik kehadiran teknologi pengolahan sampah dengan teknologi lalat tentara hitam di NTB dan menginginkan program ini dapat dikembangkan di seluruh kabupaten dan kota di NTB.
"Masyarakat harus dididik, kita ingin harus ada bank sampah di tiap desa," kata Zul.
Anggota DPD RI Perwakilan NTB Baiq Diyah Ratu Ganefi mengatakan program bebas sampah yang digagas Pemprov NTB sangat bagus. Namun, kata Diyah, perlu dikaji lebih dalam tentang mekanisme program bebas sampah di lapangan.
"Zero waste itu bagus untuk pengurangan sampah plastik, tapi tidak kita zero-kan karena akan berdampak bagi UMKM di Lombok," ujar Diyah.
Diyah mencontohkan masih banyak produk-produk UMKM di Lombok yang menggunakan kemasan berbahan plastik. Ia berharap ada solusi dari Pemprov NTB bagi para UMKM untuk beralih menggunakan kemasan berbahan plastik ke kemasan lain yang lebih ramah lingkungan.
"Banyak UMKM seperti produk kerupuk yang menggunakan kemasan plastik dan air mineral juga, perlu ada pemikiran apakah bisa kemasan menggunakan bahan yang lain, ini yang perlu didorong," kata Diyah.