Kamis 28 Feb 2019 16:23 WIB

Tajug Gede Cilodong Siapkan Lahan untuk Mal Pertanian

Tajug Gede Cilodong mengintegrasikan pertanian dan wisata religi.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Sekjen Kementan Syukur Iwantoro, saat mencoba mesin traktor yang dipadukan dengan alat tanam benih langsung (tabela) di lahan padi gogo di areal Tajug Gede Cilodong, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2). Di areal itu, ada 100 varietas padi gogo yang ditanam serta menjadi percontohan.
Foto: Foto: Ita Nina Wanarsih/Republika
Sekjen Kementan Syukur Iwantoro, saat mencoba mesin traktor yang dipadukan dengan alat tanam benih langsung (tabela) di lahan padi gogo di areal Tajug Gede Cilodong, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2). Di areal itu, ada 100 varietas padi gogo yang ditanam serta menjadi percontohan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- DKM Tajug Gede Cilodong, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, terus bebenah. Saat ini, pengelola masjid dengan sembilan bedug ini akan menyiapkan lahan 10 hektare, untuk dibangun mal pertanian. Mal pertanian ini akan teringrasi dengan wisata dan memadukan konsep religiusitas.

Ketua DKM Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi, mengatakan, mal pertanian ini terinisiasi dengan sudah dibangunnya etalase 100 varietas padi gogo. Untuk etalase ini, luasanya baru 5.600 meter. Kedepan, akan ada penambahan areal pertanian di wilayah ini. Luasannya mencapai 10 hektare.

Baca Juga

"Di mal atau kita akan sebut bale kariaan ini, akan jadi hamparan kebun padi dan hortikultura," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Kamis (28/2).

Ke depan akan ada integrasi wisata religi, wisata milenial serta wisata pertanian. Warga yang berkunjung ke tajug ini, tujuan utamanya untuk menunaikan ibadah. Seperti, melaksanakan shalat lima waktu atau mengikuti pengajian yang diselenggarakan oleh pengurus tajug.

Mal pertanian itu, lanjut Dedi, akan dibuat sedemikian rupa. Sehingga, sangat instagramable. Bahkan, rencanannya akan ada sembilan leuit (lumbung) untuk menampung padi. Serta, ada saung ranggon dan bebegig sawah.

Jadi, lanjut Dedi, warga bisa naik ke saung itu, lalu menarik tali yang disambungkan ke bebegig sawah. Sehingga, burung-burung yang memakan padi, akan terbang kesana kemari. Pemandangan ini, sangat dirindukan terutama bagi warga perkotaan dan generasi milenial saat ini.

Tak hanya itu, sambungnya, di mal tersebut juga akan ada semacam kios yang menjual hasil pertanian tersebut. Bahkan, warga ataupun pelajar yang berkunjung, bisa memasak hasil panennya di lokasi tersebut.

"Misalkan, ada pelajar yang panen pare atau kacang panjang, maka hasil panennya bisa dimasak di tempat untuk dijadikan makanan tambahan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement