Rabu 20 Feb 2019 16:14 WIB

'Jadikan Rumah Ibadah sebagai Pusat Perdamaian'

Masyarakat harus bisa memaknai rumah ibadah sebagai tempat tolong-menolong.

Rumah ibadah (Ilustrasi)
Rumah ibadah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan rumah ibadah tidak hanya sebagai sarana aktivitas keagamaan, tetapi juga sebagai media dalam mempersatukan umat. Karena misi mempersatukan itulah, rumah ibadah harus dijadikan sebagai sarana untuk  menyebarkan narasi kesejukan dan perdamaian, bukan narasi kebencian yang dapat memecah-belah belah persatuan di antara umat manusia

Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Muammar Bakry, mengatakan bahwa  masyarakat harus bisa memaknai rumah ibadah itu sebagai tempat untuk saling tolong-menolong dan memperkokoh persatuan antar umat. Yang mana rumah ibadah kalau di dalam Islam itu dinamakan masjid, yang artinya tempat untuk bersujud.

Dimana semua rangkaian ibadah shalat umat Islam itu bukan hanya sujud, tetapi juga ada berdiri, ada duduk. Namun masjid tidak dinamakan tempat itu sebagai tempat berdiri,  maupun tidak dinamakan sebagai tempat duduk majelis. Namun Masjid dinamakan sebagai tempat untuk tempat sujud.

“Yang maknanya bahwa sujud itu artinya merasa diri sebagai seorang hamba dihadapan Allah, kemudian dengan konsep seperti itu lahir hamble. Jadi hubungan sesama manusia itu terjalin dengan silaturahim,” ujar Dr Muammar Bakry di acara Rapat Kerja Nasional Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (Rakernas FKPT) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Selasa (19/2).

Itulah sebabnya menurutya dalam konsep Islam ketika melakukan shalat berjamaah itu afdolnya adalah untuk menyatukan, mendekatkan badan kita  dengan badan kanan kiri kita, yang maknanya bahwa kita ini adalah ukhuwah. Dimana manusia itu menjalin ukhuwah dari masjid, yang ketika selesai shalat selalu diakhiri dengan memberikan Salam yang memiliki arti kedamaian.

“Artinya konsep ibadah di dalam Islam itu adalah shalat yang sesungguhnya melahirkan jiwa-jiwa damai. Bahkan dalam Islam itu bukan hanya damai dengan dirinya sendiri, tetapi dia menjadi pelopor perdamaian. Islam itu bukan hanya sekedar damai, tapi berupaya untuk menjadikan pihak lain diluar dari dirinya, orang lain merasa menikmati kedamaian itu. Jadi harapan konsep ibadah di dalam Islam itu ya seperti itu,” ujar pria yang juga Wakil Rektor IV Universitas Islam Makassar (UIM) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement