Rabu 27 Feb 2019 17:54 WIB

Kementan Resmikan Show Window 100 Varietas Padi Gogo

Luasan tanah kering di Indonesia mencapai satu juta hektare.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Sekjen Kementan Syukur Iwantoro, saat mencoba mesin traktor yang dipadukan dengan alat tanam benih langsung (tabela) di lahan padi gogo di areal Tajug Gede Cilodong, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2). Di areal itu, ada 100 varietas padi gogo yang ditanam serta menjadi percontohan.
Foto: Foto: Ita Nina Wanarsih/Republika
Sekjen Kementan Syukur Iwantoro, saat mencoba mesin traktor yang dipadukan dengan alat tanam benih langsung (tabela) di lahan padi gogo di areal Tajug Gede Cilodong, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2). Di areal itu, ada 100 varietas padi gogo yang ditanam serta menjadi percontohan.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kementerian Pertanian meresmikan show window 100 varietas benih padi gogo yang ditanam di areal Tajug Gede Cilodong, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Dengan adanya etalase ini, diharapkan pertanian di area tanah kering bisa teroptimalkan. Pasalnya, sampai saat ini, luasan tanah kering di Indonesia mencapai satu juta hektare.

Sekertaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, lahan kering tersebut akan dioptimalkan pemanfaatannya. Sebab, keberadaan lahan tersebut bisa menambah luasan areal pertanaman di Indonesia. Apalagi, bisa disisipkan atau dipadupadakan dengan perkebunan. Maka, hasilnya bisa maksimal.

"Termasuk lahan kering di Kabupaten Purwakarta, luasannya mencapai 30 ribu hekatare. Lahan tersebut, bisa dimanfaatkan dengan baik," ujar Syukur, Rabu (27/2).

Syukur mengaku, saat ini, Indonesia sedang memersiapkan diri menjadi negara lumbung pangan pada 2045 mendatang. Karena itu, seluruh komponennya sedang dipersiapkan. Mulai dari regulasi, kesiapan sarana dan prasarana sampai memermudah perizinan. Baik, untuk perizinan ekspor maupun investasi.

Kemudahan ini, diperuntukan bagi petani. Bahkan, pemerintah melalui kementerian terus mendorong supaya sektor ini bisa diminati. Terutama, oleh generasi milenial. Tak hanya itu, porsi anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk sektor ini juga mengalami kenaikan.

Pada 2013-2014 lalu, alokasi anggaran untuk pertanian hanya 23 persen dari porsi APBN. Tetapi, di 2018-2019 ini meningkat cukup signifikan, mencapai 83 persen. "Jadi, pemerintah di era Presiden Jokowi dan Wapres JK ini, benar-benar sangat memerhatikan pertanian. Termasuk, perhatian terhadap petaninya," ujar Syukur.

Karena itu, pada kesempatan peresmian ini, ribuan santri milenial, petani, tenaga penyuluh pertanian dari Kabupaten Indramayu, Subang, Karawang, Purwakarta dan Cianjur, berkumpul di areal Tajug Gede Cilodong ini. Selain, untuk memerkenalkan etalase varietas padi gogo ini, juga untuk mendorong generasi muda supaya lebih menyukai pertanian.

"Sektor pertanian ini, menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia. Karena, perubahan dan keberhasilannya selama empat tahun terakhir ini sangat cepat," ujarnya.

Terkait dengan padi gogo, Syukur menyebutkan, keberadaan areal lahan kering ini bisa menjadi andalan. Jika, pemanfaatanya maksimal. Salah satu percontohannya, yaitu etalase di Purwakarta ini.

Meskipun varietas benih padi gogo, berumur panjang, yakni dari tanam sampai panen bisa mencapai delapan bulan, tetapi bisa menjadi beras yang berkualitas. Apalagi, bila dipadukan dengan teknologi. Maka, lahan kering ini benar-benar bisa bermanfaat.

"Salah satu, teknologinya bisa dengan menggunakan mesin hand tractor untuk membajak lahan, mesin tanam dan lainnya. Penggunaan teknoloni ini, bisa mengefisiensi biaya produksi," ujarnya.

Ketua DKM Tajug Gede Cilodong yang juga tokoh tani Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan, pihaknya ingin pemerintah bisa melindungi sektor pertanian. Salah satunya, melalui lahan abadi. Sebab, jika tak dilindungi oleh pemerintah, lahan pertanian akan tergerus oleh sektor lainnya. Seperti, sektor bisnis properti. "Properti harus berkembang, tetapi pertanian tetap harus dipertahankan," ujar Dedi.

Karena itu, Dedi ingin, ada revisi soal RUTR. Jangan sampai, perubahan tata ruang berimbas pada lahan pertanian. Baik, pertanian irigasi teknis maupun nonteknis. Lahannya, tetap harus dipertahankan. 

"Di areal Tajug Gede ini, kami sengaja menanam padi gogo, supaya generasi muda bisa mencontohnya. Bahwa bertani ini merupakan kegiatan yang membahagiakan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement