REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menolak pengurangan jumlah undangan penonton dalam debat kandidat kepala negara putaran ketiga. TKN mengatakan, debat sebaiknya memang disaksikan oleh banyak orang.
"Itu supaya orang juga tahu langsung. Memang disiarkan televisi, tapi mungkin dengan nonton langsung orang bisa lebih paham dengan detail," kata Juru Bicara TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Arya Sinulingga di Jakarta, Rabu (27/2).
Arya mengatakan, keramaian penonton sedikit banyak dibutuhkan di lokasi debat. Lagi pula, Ketua DPP Partai Perindo ini melanjutkan, keramaian penonton saat debat akan bagus ditayangkan di televisi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) memastikan akan mengurangi undangan penonton langsung debat capres putaran ketiga. Tujuannya, untuk mewujudkan perhelatan debat yang lebih baik.
KPU menetapkan batasan 75 orang pendukung dari masing-masing kubu. Angka itu berkurang lebih dari separuh jumlah sebelumnya sebanyak 140 pendukung dari masing-masing kubu.
Keputusan mengurangi jumlah undangan lantaran keriuhan penonton yang terjadi dalam debat capres kedua, yang dinilai banyak pihak mengganggu konsentrasi peserta debat. Namun, KPU tetap akan mengundang perwakilan masyarakat sipil, serta kementerian dan lembaga yang terkait pada tema debat ketiga nanti.
Arya mengkritik keras kesepakatan pengurangan jumlah penonton yang dicapai bersama Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu. Dia menuding BPN takut menghadapi debat di tengah keramaian khalayak.
"Kalau memang ingin agar kondusif ya lebih baik biar bedua aja, nggak ada penonton, nggak banyak orang. Penontonkan sebagai dinamika dari keramaian debat, vanyak yang nonton ya lebih bagus," katanya.
Arya mengibaratkan perhelatan debat dengan pertandingan sepak bola. Dia mengatakan, meski penonton sepak bola kerap terlibat kericuhan, mereka tetap diperbolehkan menyaksikan tim kesayangan mereka agar animo dari pertandingan itu terasa oleh masyarakat, sama seperti debat.