REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menanggapi kampanye hitam oleh beberapa emak-emak di Karawang, Jawa Barat. Di mana, emak-emak tersebut membuat geger dengan kampanye hitam soal azan hingga nikah sejenis jika Jokowi menang.
Kiai Ma'ruf meminta aparat keamanan segera menuntaskan kasus itu. Ia mendesak polisi untuk mencari aktor intelektual atas kasus tersebut.
"Saya kira itu harus terus diproses karena harus dicari aktor intelektualnya. Sebab kalau tidak ini bakal ada lagi keluar. Jadi sumber hoaks itu harus diketahui dan harus diproses," kata Kiai Ma'ruf di Resort Prima Sangkanhurip, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (26/2) pagi.
Mantan Rais Aam PB NU itu resah dengan masifnya kampanye hitam seperti itu di musim kampanye. Kiai Ma'ruf Amin khawatir kampanye hitam seperti di Karawang bisa menimbulkan konflik di masyarakat.
"Ini sangat berbahaya bagi demokrasi penegakan demokrasi dan keutuhan bangsa ini," ucap Kiai Ma'ruf.
Ketua Umum MUI itu menyayangkan adanya fitnah seperti itu di saat negara ingin menegakkan demokrasi melalui pilpres yang jujur dan bersih.
"Tetapi kemudian dikotori dengan cara seperti itu. Konflik horizontal konflik vertikal dan bahaya dan juga merusak demokrasi," tutupnya.
Sebelumnya, Polda Jabar menangkap ketiga emak-emak itu pada Ahad (24/2). Penangkapan dilakukan sebagai langkah preventif karena apa yang dilakukan emak-emak itu berpotensi menimbulkan konflik dan meresahkan masyarakat.