Ahad 24 Feb 2019 16:44 WIB

Prabowo Menyapa Ratusan Petani di Mojokerto

Prabowo sedih perekonomian sekarang ini dalam keadaan prihatin dan tidak baik.

Dialog Kebangsaan Prabowo. Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menghadiri Dialog Kebangsaan di GOR Kota Mojokerto, Jawa Timur, Ahad (24/2/2019).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Dialog Kebangsaan Prabowo. Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) menghadiri Dialog Kebangsaan di GOR Kota Mojokerto, Jawa Timur, Ahad (24/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa ratusan petani di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dalam kegiatan dialog kebangsaan. Prabowo Subianto berdialog dengan asosiasi petani, kelompok tani dan peternak, di GOR Majapahit Mojokerto, Ahad (24/2).

"Saya mengucapkan terima kasih atas penyampaian aspirasi dari perwakilan petani yang saya ingin dengarkan langsung," kata Prabowo di Mojokerto.

Ia mengemukakan, sedikit banyak sudah mengetahui perihal permasalahan para petani. Sebab, ia sudah lebih dua periode diri menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan sekarang masih sebagai dewan pembinanya.

"Saya sedih, ekonomi sekarang ini. Karena tidak hanya petani saja, di hampir semua bidang perekonomian sekarang ini dalam keadaan prihatin dan tidak baik. Karena itu, saya tidak rela lihat negara saya seperti ini," katanya saat menyampaikan orasi kebangsaan.

Ia mengatakan, sebetulnya dirinya ingin istirahat karena sejak usia 18 tahun tidak pernah berhenti berjuang rakyat Indonesia. "Saya mengerti dan saya paham bahwa tugas saya belum selesai. Saya tidak rela negara saya rakyatnya dalam keadan susah, tidak terima petani tidak hidup dengan baik dan sejahtera," katanya.

Petani adalah kaum produsen yang hasilnya pangan juga untuk kesejahteraan petani. "Sejarah bangsa dunia, tidak ada negara yang kuat, merdeka berdaulat, kalau bangsa itu tidak menyediakan pangan.

Sementara itu, Joko Sampurno salah seorang petani Jagung asal Pungging, Mojokerto meminta supaya kalau Prabowo jadi Presiden bisa menyejahterakan petani. "Saya baru tahu kalau kebijakan pemerintah yang mengimpor jagung besar-besaran. Padahal produksi jagung petani saat ini sedang surplus. Jangan buat kami para petani jagung menjadi semakin menderita," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement