Kamis 21 Feb 2019 23:14 WIB

BMKG: Curah Hujan di Jateng Cenderung Sedang-Menengah

BMKG menyebut ada kemungkinan penurunan curah hujan di Jawa Tengah

Petugas gabungan mengevakuasi warga terdampak banjir di Kecamatan Pekalongan Utara, Jawa Tengah, Jumat (1/12). Menurut data kecamatan setempat, sebanyak 1.300 warga dari tujuh kelurahan dievakuasi untuk menghindari banjir akibat dari curah hujan tinggi dan gelombang laut yang besar sebagai dampak siklon tropis dahlia.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Petugas gabungan mengevakuasi warga terdampak banjir di Kecamatan Pekalongan Utara, Jawa Tengah, Jumat (1/12). Menurut data kecamatan setempat, sebanyak 1.300 warga dari tujuh kelurahan dievakuasi untuk menghindari banjir akibat dari curah hujan tinggi dan gelombang laut yang besar sebagai dampak siklon tropis dahlia.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANJARNEGARA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan di wilayah Jawa Tengah sepekan ke depan pada umumnya dalam kriteria rendah hingga menengah.     

"Pada Bulan Februari dasarian tiga curah hujan di Jawa Tengah umumnya dalam kriteria rendah yaitu 0-50 milimeter hingga menengah 51-150 milimeter per dasarian," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi di Banjarnegara, Kamis (21/2).

BMKG merilis prakiraan probabilistik curah hujan pada Februari dasarian tiga dan perkiraan deterministik curah hujan dasarian tiga. Pada dasarian dua Februari 2019 diketahui hari tanpa hujan di Jawa Tengah pada umumnya dalam kategori sangat pendek yakni 1-5 hari tanpa hujan.    

Di sekitar pantai utara bagian timur pada umumnya dalam kategori pendek 6-10 hari tanpa hujan dan kategori menengah 11-20 hari tanpa hujan di Dukuhseti, Kabupaten Pati.    

Berdasarkan analisis curah hujan Februari 2019 dasarian dua diketahui bahwa sebagian besar wilayah Jawa Tengah termasuk kategori menengah 51-150 milimeter hingga tinggi 151-300 milimeter. Di sebagian wilayah Grobogan, Blora, Klaten, Wonogiri, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Cilacap, dan wilayah pantura masuk kriteria rendah, yakni 50 milimeter ke bawah.

Bila melihat analisa tersebut, kata dia, kemungkinan terjadi penurunan curah hujan hingga sekitar satu pekan ke depan. Kendati demikin, tambah dia, masih ada kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem sehingga masyarakat harus terus meningkatkan kewaspadaannya.    

"Tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem meskipun curah hujan diprakirakan menurun karena perubahan kondisi cuaca sangat dinamis," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement