REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan melalui program urban farming. Program yang digagas sejak 2010 itu, dinilai mampu memberdayakan kelompok-kelompok tani yang ada di Surabaya. Salah satunya kelompok tani yang berada di wilayah Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, Presley mengatakan, sebagian besar masyarakat di wilayah Kelurahan Sumur Welut bekerja di bidang pertanian. Mereka menerapkan program urban farming dengan memanfaatkan lahan kosong untuk usaha berbagai jenis pertanian, seperti bpadi, jagung, cabai, dan sayuran.
“Sebagian besar itu petani semua, karena lahannya masih luas,” kata Presley di Surabaya, Kamis (21/2).
Menurutnya, hampir sekitar 80 persen masyarakat di Kelurahan Sumur Welut memilih untuk bertanam cabai. Alasannya, jenis tanaman hortikultura ini dinilai lebih menghasilkan keuntungan dengan masa tanam yang relatif cepat. Maka dari itu, sebagian besar kelompok tani lebih memilih komoditas hortikultura tersebut.
Ia mengungkapkan, di Kecamatan Lakarsantri terdapat delapan kelompok tani, dengan anggota berjumlah sekitar 622 orang. Sementara untuk luas lahan pertanian, mencapai 457 hektar dan saat ini masih aktif dikerjakan oleh para petani.
Presley mengaku, pihaknya akan terus memberikan pendampingan kepada para kelompok tani agar hasil panen mereka bisa terus melimpah. “Jadi setiap RW itu ada kelompok taninya sendiri-sendiri, jadi sekarang itu 80 persen masyarakat tanam cabai dan sisanya padi,” ujarnya.
Ketua Kelompok Tani Sumur Welut Makmur, Kelurahan Sumur Welut, Surabaya Heri menyampaikan, setiap peruode tanam cabai, petani di sama mampu panen sebanyak 14 kali. Adapun hasilnya dalam satu hektar tanaman cabai, mampu menghasilkan 2,5 kwintal.
Sementara untuk mendukung hasil produk pertanian mereka, dalam setiap bulan Pemkot Surabaya juga mengadakan kegiatan bertajuk minggu pertanian. “Saya sebulan sekali ikut bazar di Balai Kota, saya bawa jagung, kacang hijau, terong, cabai merah, cabai besar itu semuanya habis,” kata dia.