Kamis 21 Feb 2019 13:30 WIB

Kiai Maruf Berpesan Agar Ulama Mengetahui Konteks Ayat

Pemuka agama diminta untuk mengampanyekan antihoaks.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
KH Maruf Amin
Foto: Antara
KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin melakukan kunjungan silaturahim ke Rumah Zikir dan Dakwah Darul Ahsan di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (21/2). Kiai Ma'ruf diterima langsung oleh Mursyid Rumah Zikir dan Dakwah Darul Ahsan Habib Abdurrahim Assegaf Puang Makka beserta para jemaahnya.

Dalam acara yang dihadiri sejumlah pemuka agama tersebut, Kiai Ma'ruf berpesan agar para ulama mengetahui latar belakang dan tujuan dari sebuah ayat Al quran diturunkan. Pasalnya, banyak ulama yang menjelaskan tentang sebuah ayat, tetapi tidak kontekstual dengan kondisi saat ini.

Baca Juga

"Masak ayat perang mau dipakai di negara damai. Ini yang melahirkan ekstremisme, intoleran dan terorisme," ujar Kiai Ma'ruf di Rumah Zikir dan Dakwah Darul Ahsan di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (21/2).

Ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini juga berpesan agar ulama dan pemuka agama ikut mengampanyekan antihoaks, karena hoaks merupakan sifat tercela yang dilarang oleh agama. Dia juga meminta agar ulama tidak memaksakan kehendak dalam berdakwah.

Karena, menurut dia, dakwah harus mengedepankan cara-cara yang santun dan lembut seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. "Jangan dengan cara-cara yang tidak santun. Sekarang banyak mubaligh dari kalangan almakiyun, itu ahli maki-maki. Harusnya layinan (lemah lembut)," kata Kiai Ma'ruf.

Kiai Ma'ruf menjelaskan, tugas ulama memang tidak mudah. Karena, menurut dia, sebagai pewaris nabi, ulama harus menyempurnakan akhlak umat sekaligus menjaga keutuhan bangsa. "Tugas ulama ini banyak. Ini kan orang tarekat juga untuk menyempurnakan kemanusiaan menjadi insan kamil, bersih dari syirik-syirik," jelasnya.

Sementara, Mursyid Rumah Zikir dan Dakwah Darul, Ahsan Habib Abdurrahim menyatakan bahwa tausiah Kiai Ma'ruf dalam acara tersebut bisa mencerahkan dirinya dan jamaahnya agar berkontribusi lebih banyak kepada bangsa dan negara.

Apalagi, menurut dia, Kiai Ma'ruf sendiri mengetahui secara mendalam tentang kondisi negara dan agama. "Jadi jangan bicara tentang republik dengan Kiai Ma'ruf. Dulu pernah jadi mantan anggota MPR, DPR, sudahlah lengkap. Jadi beliau suka senyum-senyum kalau ada yang terlalu pintar di depannya soal negara, padahal beliau pakarnya," kata Habib Abdurrahim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement