Kamis 21 Feb 2019 06:37 WIB

Menag: Islam dan Kebangsaan tak Bisa Dipisahkan

Hubungan bangsa dan agama sebagai simbiosis mutualisme.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berbincang dengan para pegawai dilingkungan Kementerian Agama pada acara Ngobrol Santai Bareng Menag di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (4/1).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berbincang dengan para pegawai dilingkungan Kementerian Agama pada acara Ngobrol Santai Bareng Menag di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Agama Islam dan kebangsaan ibarat mata uang. Yaitu, punya dua sisi berbeda namun keduanya tidak dapat dipisahkan.

"Itulah keagamaan dan kebangsaan di negara ini. Indonesia telah ditakdirkan menjadi bangsa yang dikenal dunia sebagai bangsa religius, ini dari sejumlah kajian dan penelitian," kata Lukman dalam Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan di Kota Makassar, Rabu (21/2) malam.

Baca Juga

Lukman mengatakan bahwa ratusan tahun sebelum Indonesia berdiri, nenek moyang bangsa ini telah meyakini keesaan tuhan dan agama dan itu berlangsung hingga saat ini. "Dalam kehidupan era ini, semua jabatan diawali dengan sumpah dengan nama Allah," katanya.

Ia menjelaskan pula bahwa agama memberikan kebebasan namun ada pembatasan dalam hak dan kewajiban. Kebebasan dalam hal ini tetap mempertimbangkan empat hal, moral, keamanan, ketertiban umum dan agama.

Menteri Agama menyebut hubungan bangsa dan agama sebagai simbiosis mutualisme, di mana bangsa menjadi wadah bagi agama. Namun, bangsa juga membutuhkan panduan agama untuk kehidupannya.

"Saling mengembangkan dan saling kontrol, jadi marilah merefleksikan jati diri keIndonesian kita," katanya.

Dialog Nasional Keagamaan dan Kebangsaan di Makassar antara lain dihadiri oleh Direktur Jenderal Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Ketua MUI AGH Sanusi Baco, Rektor Universitas Islam Negeri Alaluddin Prof Dr Musafir Pababbari dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Anwar Abu Bakar. 

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement