Kamis 21 Feb 2019 02:00 WIB

TKN: Proyek MRT dan LRT Sesuai Studi Kelayakan

Pembangunan MRT dan LRT sesuai dengan perencanaan yang ada.

Rep: Umi Nur Fadillah/ Red: Agung Sasongko
Rencana Beroperasi Maret 2019. Moda Raya Terpadu (MRT) saat ujicoba dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Rencana Beroperasi Maret 2019. Moda Raya Terpadu (MRT) saat ujicoba dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Tim Kampanye Nasional (TKN) meyakini pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kallah (Jokowi-JK) membangun MRT dan LRT sesuai feasibility study (studi kelayakan) proyek transportasi.

Jubir TKN Lena Maryana Mukti  meyakini pembangunan transportasi massal, seperti MRT dan LRT sesuai dengan perencanaan yang ada. Dia menyebut studi kelayakan berbagai proyek transportasi massal, sebenarnya sudah ada di masa pemerintahan sebelumnya. Namun, dia menyebut proyek itu baru direalisasikan pada zaman pemerintahan Jokowi-JK.

“Kami mengapresiasi pemerintah telah menyiapkan visi transportasi publik, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia. Sehingga tidak menunggu macet terlebih dahulu, tetapi telah mempersiapkan sejak jauh-jauh hari,” kata Lena dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/2).

Terkait sorotan terhadap pembangunan LRT di Palembang oleh calon presiden (capres) Prabowo Subianto, Lena juga meyakini pembangunan fasilitas transportasi tersebut telah  melewati studi kelayakan yang mumpuni. Selain itu, menurut dia, pembangunannya memiliki data lengkap terkait pembiayaan yang sesuai dengan memperhatikan aspek, seperti kontur alam hingga permasalahan teknis di Indonesia. Dia beranggapan sebuah proyek tidak mungkin dilakukan tanpa perencanaan dan studi matang.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu  menilai, pembangunan proyek transportasi massal merupakan bentuk visioner dari pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur transportasi publik di Indonesia.

“Mari kita tinggalkan era Orde Baru yang tidak memiliki visi terkait pembangunan transportasi massal di kota-kota besar di Indonesia, sehingga anak cucu di era sekarang terlalu bergantung dengan kendaraan pribadi yang memicu kemacetan seiring bertambahnya penduduk di Indonesia,” ujar dia.

Lena mengajak masyarakat bangga dengan capaian pembangunan di Indonesia. “Jangan merasa inferior dengan bangsa asing, sehingga terlihat lebih membanggakan bangsa asing dibandingkan bangsa kita sendiri layaknya era Orde Baru,” tutur dia.

Dalam debat putaran kedua yang dilaksanakan pada Ahad (17/2), capres nomor urut 01 Jokowi mengatakan, butuh waktu membuat masyarakat mau beralih dari penggunaan transportasi pribadi ke transportasi massal. Karena itu, penilaian terhadap keberhasilan pembangunan proyek transportasi tidak bisa diukur dengan potret saat ini, di mana angkutan pribadi masih mendominasi ketimbang angkutan massal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement