REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan PT Pegadain mencanangkan program sampah ditukar emas dalam rangka mewujudkan kota yang bersih. "Menukar sampah dengan emas, tentu program ini sangat baik dan saya sangat bersyukur sekali," kata Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati di Cirebon, Kamis (20/2).
Menurutnya, adanya program itu diharapkan bisa mengatasi permasalahan sampah di Kota Cirebon. Dan itu sesuai visi misi saat ini yaitu bersih, hijau dan tertib.
Akan tetapi kata Eti, diperlukan banyak pembenahan agar Cirebon bisa menjadi kota yang bersih. Ini tidak bisa dikerjakan sendiri. "Dibutuhkan komitmen bersama untuk bisa mengatasi persoalan sampah di Kota Cirebon ini. Salah satunya tentu saja komitmen dan kepedulian dari sejumlah pemangku amanah, baik swasta maupun BUMN yang ada di Kota Cirebon," katanya.
Eti mengatakan, sampah yang dihasilkan masyarakat kota Cirebon setiap harinya ada di kisaran 1.000 hingga 1.200 meter kubik. Dengan jumlah yang besar ini, tentu saja Kota Cirebon tidak bisa berjalan sendiri.
Saat ini, kata Eti, di Kota Cirebon sudah ada 18 RW yang memiliki bank sampah. Nantinya bank sampah itu yang akan berperan untuk menjadikan sampah menjadi emas dengan pendampingan dari PT Pegadaian.
"Dengan keterlibatan PT Pegadaian dalam pengelolaan sampah di Kota Cirebon, kami berharap perlahan tapi pasti, Kota Cirebon bisa menjadi kota yang bersih. Selain itu masyarakat bisa mendapatkan nilai tambah dari sampah yang mereka hasilkan," katanya.
Sementara Kepala OJK Cirebon M Lutfi mengatakan, program sampah ditukar emas atau Clean and Gold ini merupakan konsep dari program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Dia mengatakan dengan program ini, nantinya tim dari pegadaian akan mendampingi 18 bank sampah yang sudah ada di Kota Cirebon.
"Selanjutnya warga bisa menyetorkan sampah yang sudah dipilah dan bernilai ekonomis kepada bank sampah dan nantinya mereka akan mendapatkan buku tabungan yang disediakan oleh pegadaian," katanya.