Kamis 21 Feb 2019 06:03 WIB

Israel Serang Warga yang Shalat di Masjid Al-Aqsha

Polisi Israel menutup semua gerbang Masjid al-Aqsha pada Senin (18/2).

Masjidil Aqsa di Yerusalem.
Foto: muhammad subarkah
Masjidil Aqsa di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami, Fergi Nadira

YERUSALEM -- Pasukan Israel menyerbu warga Palestina yang sedang menunaikan shalat di daerah Bab ar-Rahmah di dalam Kompleks Masjid al-Aqsha di Kota Tua Yerusalem pada Selasa (19/2) malam. Puluhan orang cedera dan ditangkap dalam penyerbuan tersebut.

Kantor berita Wafa News melaporkan, sejumlah saksi mata dan sumber medis mengatakan polisi menyerang orang yang sedang berusaha memindahkan gerbang logam yang menghalangi jalan masuk ke satu bangunan di sebelah Bab ar-Rahmah untuk menunaikan shalat Isya dan dalam kompleks al-Aqsha.

Beberapa saksi mata menyatakan, polisi Israel menyerang orang yang sedang beribadah dan menangkap tak kurang dari 15 orang. Sementara itu, staf medis Bulan Sabit Merah mengatakan mereka merawat sejumlah orang yang menderita luka akibat dipukuli dan menghirup gas air mata.

Kantor berita lainnya, Ma’an News, melansir bahwa jumlah pemuda yang ditangkap sebanyak 22 orang. Di mana sejauh ini telah diidentifikasi adalah Muhammad Abu Shusheh, Omar Zghayyar, Omar Odeh, Hamza Zghayyar, Hisham al-Bashiti, Muhammad Abu Qweider, Muhammad al-Alami, dan Mahmoud Zghayyar.

Video yang dilansir Ma’an News menunjukkan bahwa kericuhan itu dimulai saat sekitar sepuluh petugas Israel menyambangi wilayah di Bab ar-Rahmah. Selepas itu, video menunjukkan terjadi cekcok yang berujung dengan penangkapan sejumlah warga Palestina.

Tak lama setelah peristiwa terjadi, polisi Israel meninggalkan kompleks masjid itu. Dan, suasana kembali tenang sesudah kesepakatan dicapai bahwa situasi di Bab ar-Rahmah kembali ke kondisinya sebelum polisi memasang rantai di gerbang tersebut.

Polisi Israel menutup semua gerbang Masjid al-Aqsha di Yerusalem pada Senin (18/2). "Semua gerbang Masjid al-Aqsha telah ditutup oleh polisi Israel," ungkap Firas al-Dibs, juru bicara Otoritas Wakaf yang dikelola Yordania di Yerusalem, dikutip laman Anadolu Agency.

Warga Palestina berunjuk rasa dan membongkar rantai tersebut karena khawatir pihak Israel bermaksud menutup bangunan itu untuk nanti membuat kuil Yahudi. Belum ada penjelasan dari otoritas Israel atas penyerangan-penyerangan di Masjid al-Aqsha tersebut.

Selain menutup semua gerbang al-Aqsha, menurut al-Dibs, saat pemasangan rantai polisi Israel juga menyerang jamaah yang sedang berada di dalam masjid. Ini bukan pertama kalinya Israel menutup Masjid al-Aqsha. Pada tahun lalu, Israel tercatat beberapa kali melakukan hal tersebut dengan dalih keamanan.

Pada Juli 2017, Israel bahkan sempat memasang detektor logam di gerbang menuju Kompleks Al-Aqsha. Hal itu dilakukan setelah terjadi aksi penikaman oleh tiga warga Palestina terhadap dua personel polisi Israel hingga tewas. Ketiga warga Palestina itu pun akhirnya meninggal setelah ditembak pasukan Israel.

Pemasangan detektor logam di Masjid al-Aqsha diprotes keras oleh warga Palestina. Mereka menilai tindakan Israel itu jelas telah mengintervensi kegiatan peribadahan umat Islam. Mereka pun menolak untuk memasuki Masjid al-Aqsha. Sebagai bentuk perlawanan terhadap Israel, kaum Muslim di sana melaksanakan shalat di luar kompleks al-Aqsha.

Namun, pada akhirnya bentrokan tetap tak terelakkan. Sebanyak empat warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat diserang pasukan Israel saat berdemo memprotes pengoperasian detektor logam di Masjid al-Aqsha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement