Rabu 20 Feb 2019 17:36 WIB

KPU Surabaya Mulai Lipat Surat Suara, Ratusan Rusak

Rata-rata gambar di surat suara kurang jelas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Petugas sortir dan lipat surat suara menunjukan surat suara yang terdapat percikan tinta
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Petugas sortir dan lipat surat suara menunjukan surat suara yang terdapat percikan tinta

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya mulai melakukan pelipatan surat suara untuk Pileg dan Pilpres 2019. Komisioner KPU Kota Surabaya, Muhammad Kholid Asyadulloh mengungkapkan, surat suara yang dilipat tersebut, baru surat suara untuk pemilihan umum DPRD Kota Surabaya. Pelipatan dilakukan dengan melibatkan 175 orang, yang dibagi ke dalam dua shift.

"Kita baru menerima untuk DPRD Kota Surabaya. Sementara unuk DPRD Provinsi, DPR RI, DPD RI, dan Presiden, memang belum kita terima. Rencana kalau gak salah mungkin tanggal 21 Februari, ini kan bertahap," kata Kholid ditemui di Surabaya, Rabu (20/2).

Baca Juga

Kholid mengungkapkan, untuk pelipatan surat suara pada Pemilu DPRD Kota Surabaya, estimasinya diperlukan waktu 10 hari. Saat ini, dari lima daerah pemilihan (Dapil) yang ada di Surabaya, baru dua Dapil yang surat suaranya selesai dilipat. Meskipun dia tidak bisa menyebutkan jumlah surat suara yang selesai dilipat.

Kholid mengungkapkan, dari hasil pelipatan untuk dua dapil tersebut, ditemukan sebanyak 372 surat suara rusak. "Rata-rata di bagian gambar kurang jelas, kemudian ada bintik-bintik karena cetakannya kurang rapi. Nanti akan kita kembalikan untuk diganti lagi," ujar Kholid.

Terkait pengamanan, Kholid memastikan surat suara yang telah diterima KPU Kota Surabaya tersimpan dengan aman. Dalam upaya pengamanan surat suara tersebut, KPU Kota Surabaya dibantu aparat kepolisian dari Polrestabes Surabaya, dan Polres Tanjung Perak.

"Kita juga memasang empat CCTV yang dipasang di sekitaran gudang tempat penyimpanan surat suara. Jadi kita biasa memantau gerak-gerik di sekitaran gudang penyimpanan lewat CCTV tersebut," kata Kholid.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement