Rabu 20 Feb 2019 16:19 WIB

Pakistan-India Berlomba Bersikap Manis ke Pangeran MBS

PM Narendra Modi rela menjemput Pangeran MBS meski melanggar protokoler.

Rep: Rossi Handayani/Kamran Dikarman/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden India Narendra Modi menyambut Pangeran Muhammad bin Salman di Bandara.
Foto: Press Information Department via AP
Putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (tengah) dalam kunjungannya ke Islamabad, Pakistan, Ahad (17/1).

Dalam kunjungannya, Pangeran MBS menandatangani kesepakatan kerja sama senilai 20 miliar dolar AS. Kesepakatan tersebut termasuk rencana pembangunan kilang minyak dan kompleks petrokimia di kota pelabuhan Gwadar serta kemungkinan akuisisi dua pembangkit listrik bertenaga gas alam cair oleh perusahaan-perusahaan Saudi.

Dialokasikan pula empat miliar dolar AS untuk pengembangan energi alternatif dan kesepakatan penambangan. Menurut Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih negaranya juga telah menandatangani perjanjian untuk memasok Pakistan dengan minyak mentah dan produk minyak bumi. Hal itu dilakukan guna mengamankan kebutuhan bahan bakar Islamabad.

Pangeran MBS mengaku senang dapat berinvestasi di Pakistan. "Kami percaya Pakistan akan menjadi negara yang sangat penting di masa mendatang dan kami ingin menjadi bagian dari itu," ujarnya.

Investasi Saudi diperkirakan membantu Pakistan yang saat ini tengah berjuang untuk keluar dari krisis cadangan devisa serta melambatnya pertumbuhan domestik. Pakistan diketahui hanya memiliki devisa sebesar 8,2 miliar dolar AS.

Jumlah tersebut diperkirakan hanya cukup untuk melakukan impor selama dua bulan. Oleh sebab itu Pemerintah Pakistan meyakinkan publik bahwa investasi Saudi terhadap proyek-proyek energi akan dikerjakan dengan segera dan dipantau secara ketat.

"Dewan (investasi Pakistan) telah diberi jadwal, itu tidak akan sembarangan dalam pekerjaannya. Dan diberitahu bahwa mereka perlu mengimplementasikan rencana aksi pada waktu tertentu," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood seusai melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir di Islamabad.

Sementara itu al-Jubeir mengatakan invetasi negaranya menunjukkan bahwa Saudi percaya pada prospek ekonomi jangka panjang Pakistan. "Ini bukan amal, ini investasi. Ada keuntungan bagi kedua belah pihak. Jika kita tidak percaya pada Pakistan, kita tidak akan melakukan investasi ini," ujarnya.

Meredakan ketegangan

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan negaranya akan membantu meredakan ketegangan antara India dan Pakistan akibat insiden serangan bom di Kashmir pekan lalu. Hal itu dia sampaikan saat Putra Mahkota Kerajaan Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) hendak bertolak ke India dari Pakistan, Senin (18/2).

"Tujuan kami adalah mengurangi ketegangan antara kedua negara, negara-negara tetangga, dan untuk melihat apakah ada jalan ke depan untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan itu secara damai," ujar al-Jubeir, dikutip laman India Today.

Menurut dia, Pakistan dan India menghadapi tantangan yang sama, yakni terorisme. Oleh sebab itu, Saudi menghendaki agar kedua negara dapat berdamai dan hidup berdampingan. "Kami ingin kedua negara menyelesaikan konflik mereka dan memiliki hubungan damai," ucapnya.

Pekan lalu, serangan bom bunuh diri terjadi di wilayah Jammu Kashmir. Insiden tersebut menewaskan setidaknya 44 personel militer India. Kelompok Jaish e-Mohammad mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pemerintah India pun menyerukan Pakistan agar menindak keras kelompok Jaish.

Pakistan turut mengecam insiden bom bunuh diri di Jammu Kashmir. Namun ia membantah terlibat dalam serangan itu seperti yang sempat ditudingkan India. Insiden terbaru di wilayah tersebut telah menyebabkan hubungan diplomatik India dengan Pakistan memanas.

Kashmir merupakan sebuah wilayah di Himalaya dengan penduduk mayoritas Muslim yang dipersengketakan India dan Pakistan. Kedua negara telah terlibat tiga kali perang yakni pada 1948, 1965, dan 1971.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement