Rabu 20 Feb 2019 12:45 WIB

Golkar: Saat Debat, Maruf Tampil Sebagai Cawapres Bukan Kiai

Debat ketiga antarcawapres akan digelar pada 17 Maret 2019.

Rep: Mabruroh/ Red: Andri Saubani
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon wakil presiden (cawapres) KH Ma'ruf Amin berharap agar cawapres Sandiaga Uno tidak perlu sungkan terhadap dirinya pada saat berhadapan dalam debat putaran ketiga nanti. Yang penting kata Ma'ruf, debat dilaksanakan dengan santun dan sopan.

Politikus Partai Golkar, Firman Soebagyo mengapresiasi sikap KH Ma'ruf Amin. Menurutnya apa yang dilakukan Ma'ruf ini sangat demokrasi dan tidak mengedepankan citranya sebagai ulama.

"Ini kita patut apresiasi, itu kan menunjukkan etika baik dari pak kiai, karena yang ditampilkan kan bukan karena kiainya tetapi karena Pak Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden,” kata Firman saat dihubungi dalam sambungan telepon, Rabu (20/2).

Maka hal yang benar kata dia, ketika Ma'ruf Amin meminta Sandi agar hanya perlu menjaga agar debat berjalan santun. Artinya lanjut Firman, sebagai cawapres Ma'ruf Amin membuka dirinya mendapatkan kritikan dan tanggapan dari kubu lawannya.

"Artinya jauh-jauh hari sebelumnya sudah meyakini dan siap, beliau membuka selebar-lebarnya untuk mendapatkan kritik dan tanggapan, (Sandi) tidak perlu sungkan karena Pak Ma'ruf Amin ulama,” katanya.

Yang penting sambungnya, dalam debat nanti, kedua paslon dapat mempertanggungjawabkan argumentasi dan datanya. Serta dapat memberikan solusi bagi permasalahan Indonesia.

“Harus diimbangi saja, Pak Sandi kalau sungkan menyungkan (nanti debat) enggak menarik,” ungkapnya.

Sebelumnya KH Ma'ruf Amin, meminta pesaingnya, Sandiaga Uno, untuk tampil penuh kesantunan dalam debat ketiga nanti. Meski begitu, Kiai Ma'ruf mengatakan, Sandiaga tidak perlu sungkan untuk menghadapi ulama seperti dirinya.

"Yang penting laksanakan dengan santun, sopan. Bukan hanya Pak Sandi ke saya, saya juga yang tua ke yang muda harus saling menghormati," kata Kiai Ma'ruf di Jakarta, Selasa (19/2).

Imbauan Ma'ruf ini merespons pertanyaan Sandiaga yang menyatakan tak ingin menyerang ulama dalam debat. Kiai Ma’ruf yang juga menjabat Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengatakan, ada perbedaan kondisi dalam debat dan di luar debat.

Kendati Ma'ruf mengapresiasi rasa hormat yang diberikan Sandiaga, dia mengungkapkan, berdebat dengan ulama bukan berarti tidak menghormati.  "Kita saling menghormati dengan cara yang santun, tapi kita harus ikuti aturan KPU," ujar Kiai Ma'ruf menambahkan.

Kiai Ma’ruf menekankan, silang pendapat bukan ajang untuk merendahkan atau tidak menghormati, apalagi tempat berkelahi. Dia dan Sandiaga akan beradu konsep dan pandangan serta semuanya diakomodasi oleh pertanyaan panelis yang diutarakan moderator.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement