REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi mengeluarkan beberapa kali guguran awan panas sepanjang Senin (18/2). Namun, hingga kini, kondisi Gunung Merapi masih berada pada level dua atau status waspada.
Pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada 00.00-06.00 saja sudah menunjukkan tiga kali guguran. Semuanya mengarah ke Kali Gendol dengan jarak luncur 700-900 meter.
Data seismik merekam 31 kali gempa guguran dengan durasi 12-92 detik. Pada Senin pagi atau sekitar 07.32, guguran kembali terjadi dengan jarak luncur 200 meter dan tingi asap 400 meter.
Pada Senin siang, hujan terjadi di puncak Gunung Merapi mulai 11.33 dengan curah 52 milimeter. Hujan yang turun pada membuat kepulan asap guguran cukup mudah dilihat masyarakat sekitaran Sleman.
Periode 06.00-12.00, berdasarkan data seismik terekam 18 kali gempa guguran dengan durasi 21-71 detik. Dari CCTV terpantau 9 kali guguran ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 200-900 meter.
Intensitas hujan di puncak Gunung Merapi mereda menjelang sore dengan jumlah curah hujan tercatat 74,5 milimeter. Sekitar 13.15, BPPTKG melaporkan adanya penambahan aliran di Kali Gendol.
Pada 14.21, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas dengan durasi 63 detik ke arah Kali Gendol. Kepala BPPTKG, Hanik Humadi mengingatkan, guguran awan panas dan lava berpotensi menimbulkan hujan abu.
"Sehingga, warga Merapi diharap tetap tenang serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," kata Hanik, Senin (18/2).
Terkait itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana menuturkan, sebagai antisipasi masker sudah disiapkan. Baik di Posko BPBD Sleman maupun puskesmas-puskesmas.
Nantinya, jika ada situasi yang dirasa memang harus segera dibagikan tentu akan langsung didistribusikan masker-maskter tersebut. BPBD DIY telah pula menerima sekitar 1.200 paket logistik dari BNPB.
"Logistik berupa paket-paket makanan, ada makanan tambahan, ada makanan bayi, kemudian kita sudah pengadaan dari APBD untuk kebutuhan-kebutuhan mendatang," ujar Biwara.
Untuk pembagian, BPBD DIY telah pula berkoordinasi dengan BPBD Sleman agar bisa mendekatkan akses bantuan. Jadi, secara prinsip, distribusi logistik langsung akan dilakukan BPBD Sleman.
Sedangkan, untuk penambahan anggaran penanganan akan tetap merujuk ke status Gunung Merapi dan kebutuhan masyarakat terdampak. Hari ini, BPPTKG masih menetapkan status waspada untuk Gunung Merapi.
Sejauh ini, guguran terjauh yang dikeluarkan Gunung Merapi baru mencapai sekitar dua kilometer dari puncak. Biwara berharap, kondisi Gunung Merapi tetap akan stabil.
Hingga hari ini, masyarakat diimbau tetap tenang dan melaksanakan aktivitas seperti biasa. Meski begitu, ia menekankan, BPBD akan terus meningkatkan kesiapsiagaan yang dimiliki masyarakat.
Walau kesiapsiagaan penting dimiliki seluruh warga, mereka yang tinggal tidak jauh dari Kali Gendol harus lebih waspada. Tapi, Biwara menekankan, warga yang ada di lokasi-lokasi berbahaya hari ini sudah dipindahkan ke lokasi aman.
Masih terkait mitigasi, ia melihat, yang terpenting perkembangan informasi soal Gunung Merapi bisa cepat sampai ke masyarakat. Selain mengandalkan jaringan-jaringan yang ada, BPBD akan terus meningkatkan koordinasi dengan BPPTKG.
"Jadi masyarakat tetap tenang saja dan beraktivitas seperti biasa," kata Biwara.