Ahad 17 Feb 2019 22:57 WIB

TKN: Hasil Debat Kedua Tentukan Preferensi Swing Voter

Pemaparan viai misi tahap kedua akan mengubah pemilih golput untuk menentukan pilihan

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nidia Zuraya
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto mengatakan, penyampaian visi misi kedua pasangan calon (paslon) merupakan podium yang akan menentukan preferensi pilihan bagi kelompok swing voters. Dia mengatakan, pemaparan viai misi itu juga akan mengubah pemilih golput untuk menentukan pilihan mereka.

"Kami meyakini bahwa dari pemaparan visi misi awal capres tersebut, Jokowi lebih menampilkan problematika bangsa dan menjawab agenda solusi, bukan retorika," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta, Ahad (17/2).

Menurut Hasto, Prabowo lebih banyak menyampaikan persoalan dengan solusi yang hanya mengulang rekomendasi PBB sebagaimana pada 2014 lalu. Dia mengatakan, sementara Jokowi benar-benar mengungkap pentingnya energi terbarukan dan keberhasilannya di dalam mengatasi kebakaran hutan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Sekretaris Jendral PDIP ini melanjutkan, gagasan tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan pengendalian sampah plastik adalah contoh lain bagaimana Jokowi berbicara persoalan faktual. Dia mengatakan, sementara untuk kesekian kalinya Prabowo mengungkapkan swasembada air.

Hasto mengatakan, swasembada air tanpa penjelasan dan agenda menjalankannya menjadi bukti bahwa Prabowo cenderung mengulang masalah lama dan miskin pengalaman. Dia melanjutkan, nampak Jokowi lebih memahami persoalan bangsa.

"Visi misi capres tersebut menjadi awal penilaian agenda strategis kedua paslon," kata Hasto lagi.

Hasto berharap berharap agar para pakar dan pengamat dapat memberikan penilaian obyektif tentang kualitas kedua calon. Dia mengatakan, obyektivitas para pakar sangat diperlukan mebgingat Indonesia harus dipimpin pleh sosok visioner, namun memiliki kemampuan teknokratis dan manajerial untuk menyelesaikan masalah pokok bangsa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement