Sabtu 16 Feb 2019 08:13 WIB

Reaksi Politik Setelah Cicitan CEO Bukalapak

CEO Bukalapak meminta maaf cicitannya di twitter.

Rep: Febrianto Adi Saputro/Arif Satrio Nugroho/Antara/ Red: Muhammad Hafil
CEO Bukalapak, Ahmad Zaky
Foto: Mgrol71
CEO Bukalapak, Ahmad Zaky

REPUBLIKA.CO.ID, CEO Bukalapak Achmad Zaky melalui akun Twitter-nya @achmadzaky pada 13 Februari 2019 mengunggah konten tertulis berbunyi, "Omong Kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini." Cicitan itu disertai informasi terkait anggaran pengembangan dan penelitian Indonesia untuk industri digital sebanyak Rp 2 triliun. Di akhir unggahannya, Zaky menuliskan, "Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin."

Ternyata, cicitan tersebut memunculkan reaksi politik. Istilah "presiden baru" tersebut dianggap warganet menyudutkan calon pejawat Joko Widodo (Jokowi). Banyak warganet yang memprotes Zaky karena tidak menghargai Presiden yang datang ke acara ulang tahun Bukalapak pada Januari lalu, hingga dianggap tidak memercayai kemampuan bangsa sendiri karena cicitan bernada pesimistis.

Baca Juga

Bahkan, menanggapi cicitan Zaky yang dianggap kontroversial, warganet banyak yang menyatakan akan "uninstall" aplikasi Bukalapak dan berbelanja di aplikasi "e-commerce" lain. Namun, beberapa akun menyatakan dukungan mereka untuk Bukalapak yang membantu UKM di Indonesia melalui tagar #DukungBukalapak, meski gaungnya tidak sampai menjadi trending topic.

Bersamaan dengan isu Bukalapak, tagar #uninstallTraveloka juga ramai diperbincangkan pagi ini tetapi tidak jelas apa pemicunya. Diduga tagar ini merujuk pada peristiwa 2017 lalu yang disebut melibatkan pendiri Traveloka dalam aksi walkout saat pidato Gubernur DKI Anies Baswedan.

Tidak hanya memunculkan reaksi dari warganet, tetapi kedua kubu capres-cawapres juga ikut menanggapinya. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyayangkan CEO Bukalapak Achmad Zaky yang menyebut Revolusi Industri 4.0 omong kosong dan mengindikasikan pengharapan adanya presiden baru melalui akun Twitter-nya. TKN menyebut Zaky lupa pada jasa Presiden RI sekaligus capres nomor urut 01 Joko Widodo.

Baca Juga

 

"Sudah didukung dan di-support, tapi kok menilai Pak Jokowi perlu ada presiden baru," kata Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily saat ditemui di ruangannya, Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Jumat (15/2).

Menurut Ace Hasan, dari tahun ke tahun, anggaran riset dan pengembangan industri digital lebih meningkat. Hal ini, kata Ace, menunjukkan perhatian Jokowi pada revolusi industri 4.0 dan industri yang berbasis kepada digital. Bahkan, klaim Ace, Bukalapak merupakan salah satu perusahaan digital yang sangat mendapatkan perhatian dari Jokowi. Saat Bukalapak ulang tahun, Jokowi hadir ke Bukalapak.

"Ketika Pak Ahmad Zaky mendapatkan semoga presiden baru, nah, itu menurut saya sesuatu yang dalam tanda kutip melupakan dorongan dan support yang dilakukan Pak Jokowi," kata politikus Golkar itu.

Terkait respon dari warganet, menurut Ace, hal itu adalah respons yang lumrah muncul dari para pendukung. "Saya kira, dia (Zaky) punya hak untuk menyampaikan pendapat, tapi konsekuensinya ya pasti dia akan mendapatkan, istilahnya itu respons dari para pendukung Pak Jokowi," ujar dia.

Meski demikian, menurut Ace, Jokowi tidak akan tersinggung dengan apa yang disampaikan oleh Achmad Zaky. Ia pun meminta para pendukung untuk memaafkan Ahmad Zaky.

Sedangkan dari kubu pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, anggota Direktorat Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi,  Ferdinand Hutahaean mengatakan, sebagai warga negara yang merdeka, Achmad Zaky berhak menentukan pilihan politiknya.

"(Achmad Zaky) Merdeka dan berdaulat memberikan suaranya di dalam pemilu ke pasangan capres mana atau ke partai politik mana. Jadi siapa pun tidak bisa memaksa CEO Bukalapak untuk memberikan suaranya harus ke A atau harus ke B," kata Ferdinand saat dihubungi Wartawan, Jumat (15/2).

Menurutnya warganet yang merisak CEO Bukalapak tersebut adalah justru orang-orang yang antidemokrasi. Ia menilai, jika ada yang merasa tidak nyaman dengan pilihan politik Zaky, ia mengimbau kepada warganet untuk tidak merisak dan tidak perlu menggunakan aplikasi Bukalapak.

"Yang paling kita kaget dan heran itu kalau ternyata yang mem-bully itu tidak pernah buka Bukalapak itu apa tapi mereka sok-sok sudah menjadi pengguna Bukalapak.com," ujar politikus Partai Demokrat.

Hal senada juga disampaikan Juru Bicara (Jubir) BPN Suhud Alynudin. Menurutnya, reaksi yang dilontarkan pendukung paslon nomor 01 berlebihan. "Iya berlebihanlah. Apalagi dikaitkan dengan dukung-mendukung capres," katanya.

Ia menilai pernyataan Zaky tersebut masih netral. Menurutnya, tidak terlihat dalam cicitan Zaky yang menujukkan bahwa dirinya berpihak ke salah satu paslon. "Cuma kan saat ini banyak yang sensi. Semua hal dikaitkan dengan dukungan," tutur politikus PKS itu.

Setelah memunculkan berbagai reaksi politik dari masyarakat dan dari kubu peserta pilpres, CEO Bukalapak Achmad Zaky meminta maaf atas cuitannya tersebut. Zaky  memohon maaf dan menyatakan cicitan tersebut tidak bermaksud mendukung atau tidak mendukung calon presiden tertentu. Melainkan, ajakan untuk membangun Indonesia melalui penelitian dan pengembangan ilmiah.

"Saya, Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," katanya.

"Buat pendukung Pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya, jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan, sudah saya anggap seperti ayah sendiri (sama2 orang Solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," kata Achmad Zaky di akunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement