REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Caleg DPR dari Tangerang, Ratu Dian Hatifah mengeluhkan sulit melakukan sosialisasi. Sebagai pendatang baru, dia ragu memiliki kesempatanuntuk terpilih.
Kondisi ini berbeda dengan caleg pejawat yang lebih dikenal masyarakat.
Menurutnya, caleg pendatang baru susah mendapatkan tempat di hati rakyat.
"Sebab sosialisasi caleg pendatang baru dan pejawat berbeda," katanya saat diskusi di Kementerian PPPA tentang keterlibatan perempuan di caleg, di Jakarta, Jumat (15/2).
Menurut caleg dari Partai Golkar ini, caleg yang baru terdaftar di pemilu tahun ini tidak memiliki media sosial (medsos) atau kesempatan supaya dia menjadi orang terkenal dan bisa terpilih. Kondisi ini, berbeda dengan caleg pejawat yang sudah mendapatkan fasilitas lebih dibandingkan caleg pendatang baru seperti sudah memiliki nama.
Persoalan tidak berhenti sampai di situ, ia menyebut faktanya seringkali antara caleg dalam satu partai ribut. Ia menyontohkan Partai Golkar yang punya program sembako murah, rumah terjangkau, mudah mendapatkan pekerjaan.
Kemudian, caleg-caleg dari partai pohon beringin itu sama-sama mengkampanyekan program partainya. Tetapi, masing-masing tetap harus mencari celah untuk memperebutkan suara.
Ia mengkritik apabila sistem pemilu ini memberikan keadilan tentunya partai politik sosialisasi dan memberikan representasi pada calegnya. "Apalagi kalau melihat undang-undang (UU) nomor 7 tahun 2007 disebutkan bahwa peserta pemilu adalah partai politik (parpol) maka seharusnya parpol yang mengkampanyekan calegnya, tetapi kenyataan di lapangan yang melakukan sosialisasi dan kampanye visi misi partainya adalah si caleg," ujarnya.