REPUBLIKA.CO.ID,JAKARYA - Deputi Bidang Geofisika, Muhammad Sadly meminta masyarakat di Kepulauan Mentawai untuk tetap waspada terhadap potensi gempa di wilayah tersebut. Kepulauan Mentawai merupakan salah satu dari delapan zona kegempaan megathrust yang harus diwaspadai. Indonesia sendiri sedikitnya memiliki 295 sumber gempabumi sesar aktif yang baru atau sudah teridentifikasi.
"Zona megathrust Mentawai merupakan zona yang paling diwaspadai lantaran di wilayah tersebut tersimpan energi besar yang belum terlepaskan dalam kurun waktu lama," kata Sadly dalam siaran persnya, Jumat (15/2).
Menurutnya, peristiwa gempa bumi yang akhir-akhir ini sering terjadi di sepanjang jalur subduksi (Megathrust) merupakan suatu proses lepasnya kuncian-kuncian yang selama ini menghambat pergerakan tektonik pada zona seismik tersebut. Sebagai langkah pencegahan, lanjut dia, BMKG telah melakukan langkah-langkah antisipasi dan mitigasi Gempabumi dan tsunami melalui Sekolah Lapang Gempa (SLG) dan pemasangan 50 unit sensor Earthquake Early Warning System (EEWS) yang ditempatkan disekitar kepulauan Mentawai dan di pesisir Sumatera Barat.
"Rencana pemasangan sensor EEWS ini merupakan program yang telah lama dilakukan BMKG dan tidak ada hubungannya dengan isu atau kabar bohong ini,"imbuh Sadly.
Namun demikian, Sadly menekankan bahwa sekalipun saat ini Indonesia telah memiliki sistim peringatan dini tsunami yang disebut Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS). Tetapi, evakuasi mandiri menjadi pilihan cerdas terutama bagi mereka yang bermukim di kawasan pesisir yang dekat sumber gempabumi tanpa harus menunggu informasi atau peringatan dari pemerintah atau BMKG.
"Apabila merasakan goncangan gempabumi yang kuat, maka segeralah pergi menjauh dari pantai. Apakah gempa akan memicu tsunami atau tidak, tidak menjadi masalah, yang penting jiwa sudah selamat. Ini perlu dibiasakan, dilatih, dan dibudayakan," kata Sadly.