REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Daerah Operasi (Daop) I PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) sudah menetapkan tarif lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek Rp 12 ribu. Tarif tersebut menurut John ditetapkan setelah mendapatkan subsidi dari pemerintah.
John memastikan penentuan harga tiket LRT Jabodebek tersebut sudah disesuaikan dengan daya beli masyarakat. “Kalau kita hitung (harga tiket LRT Jabodebek) sekitar Ro 30 ribu, tapi pemerintah memandang masyarakat itu mampunyai Rp 12 ribu,” kata John di Hotel Grandhika, Jakarta, Jumat (15/2).
Untuk itu, setelah mendapat subsidi dari pemerintah, John memastikan KAI baru menetapkan tarif LRT Jabodebek menjadi Rp 12 ribu. John mengatakan tarif tersebut akan diterapkan jika nanti LRT sudah beroperasi.
Tepat atau tidaknya tarif LRT Jabodebek tersebut, Ketua Institut Transportasi (Instran) Darmaningtyas menilai hal tersebut masih tergantung dengan fasilitas yang ada. Pada dasarnya, Darmaningtyas mengatakan tarif angkutan umum merupakan keputusan publik, bukan keputusan ekonomis.
“Artinya, pemerintah membuat tarif lebih murah. Tarif Rp 12 ribu (mahal atau tidak) itu jawabannya tergantung,” kata Darmaningtyas.
Darmaningtyas menjelaskan jika untuk pengguna mobil pribadi maka akan jauh lebih mahal. Tapi, hal tersebut berbeda untuk penggunaan sepeda motor, namun perlu disediakan lahan parkir yang memadai di stasiun awal atau akhir LRT Jabodebek.
“Kalau sepeda motor ketersediaan lahan parkir di stasiun terujung. Supaya apa? Supaya orang-orang dari Bekasi Timur bisa naik sepeda atau motor kalau lahan parkir tersedia,” ujar Darmaningtyas.
PT Adhi Karya (Persero) saat ini masih terus memproses pembangunan lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek. Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto mengatakan kemajuan pembangunan LRT Jabodebek tahap satu hingga 8 Februari 2019 secara total mencapai 58,3 persen.
Direktur Operasional Adhi Karya Pundjung Setya Brata menjelaskan untuk kemajuan pembangunan masing-masing trase LRT Jabodebek memiliki angka yang berbeda-beda. Untuk lintas pelayanan satu, yaitu Cawang-Cibubur 78,5 persen, lintas pelayanan dua Cawang-Kuningan-Duku Atas, yaitu 46,1 persen, dan lintas pelayanan tiga Cawang-Bekasi Timur 52,8 persen.