Jumat 15 Feb 2019 16:33 WIB

Anak Jalanan dan Putus Sekolah Diberi Pengarahan

46 anak jalanan dan putus sekolah diharapkan bisa berubah menjadi lebih baik

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Tri Rismaharini
Foto: dok. Republika
Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali memberikan motivasi dan pengarahan kepada anak jalanan dan anak putus sekolah. Motivasi diberikan kepada 46 anak yang jalanan dan putus sekolah, yang sebelumnya terjaring Satpol PP Kota Surabaya. Pada kesempatan itu, Risma juga menghadirkan anak-anak Kampung Anak Negeri dan para penerima beasiswa pendidikan dari Pemkot Surabaya.

Risma menginginkan, 46 anak jalanan dan putus sekolah tersebut bisa berubah menjadi lebih baik. Menurutnya, perubahan bisa dilakukan asalkan ada kemauan. Ia pun mencontohkan anak-anak Kampung Anak Negeri yang dulunya pernah terjaring Satpol PP dan kini bisa berprestasi.

“Ini contoh dari kalian yang pernah terjaring Satpol PP. Semua anak tidak mampu, tapi mereka mau berubah dan bisa. Mereka sekarang bisa berprestasi dalam berbagai bidang,” kata Risma di Surabaya, Jumat (15/2).

Risma mengingatkan, semua orang diberikan kesempatan yang sama untuk bisa berhasil dan sukses, siapapun orangnya dan dari mana asal kedua orang tuanya. Asalkan orang itu tidak menyerah dengan keadaan dan mau bekerja keras, mereka pasti diberi jalan oleh Tuhan.

Risma melanjutkan, banyak kasus anak jalanan dan putus sekolah berawal dari permasalahan keluarga. Hal itu yang belum banyak disadari semua orang. Oleh sebab itu, Pemkot Surabaya memiliki program Pendidikan Pranikah. Program ini agar masyarakat tidak meremehkan tentang pernikahan.

“Kalau ada masalah di keluarga, itu yang menjadi korban adalah anak-anak. Kasihan mereka, padahal mereka tidak tahu apa-apa. Jadi, banyak kasus yang sebetulnya awalnya dari keluarga,” ujarnya.

Menurut Risma, semua orang pasti punya masalah. Namun, masalah itu harus dihadapi untuk diselesaikan, bukannya malah lari. Salah satu jalan untuk mengubah nasib adalah dengan bersekolah. Jika tidak mau bersekolah, kata dia, maka akan kesulitan untuk mengubah nasib.

“Para penerima beasiswa itu punya mimpi dan suatu saat ingin mengubah derajat orang tuanya. Jadi, anak-anaku semuanya, kalian punya masa depan dan kalian pasti bisa,” kata Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement