Kamis 14 Feb 2019 22:22 WIB

Jusuf Kalla Diagendakan Buka Tanwir 2019 Muhammadiyah

Panitia menyediakn 2.700 undangan yang terdiri dari tamu pusat dan daerah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Sekitar 250 panitia yang terdiri dari Protokoler Wapres,  Panitia Muhammadiyah dan Pemprov Bengkulu melakukan persiapan Tanwir Muhammadiyah 2019. Bengkulu, Kamis (14/2).
Foto: Republika/Ali Yusuf
Sekitar 250 panitia yang terdiri dari Protokoler Wapres, Panitia Muhammadiyah dan Pemprov Bengkulu melakukan persiapan Tanwir Muhammadiyah 2019. Bengkulu, Kamis (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU— Tanwir 2019 Muhammadiyah dipastikan akan dibuka Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla. 

“Sampai detik ini yang konfirmasi dan putuskan Pak Yusuf Kalla sampai detik ini pukul 7.00,” kata Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu Syaifullah saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (14/2).

Syaifullah mengatakan, pejabat pusat yang sudah terkonfirmasi kehadirannya pada undangan pembukaan Tawnir di antaranya Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, Muhadjir Effendy, Mendikbud RI,  Rudiantara Menkominfo RI, dan Hidayat Nur Wahid (Wakil Ketua MPR RI). 

Pantauan Republika.co.id di lapangan, persiapan Tanwir Muhammadiyah 2019 dipastikan sudah selesai dipersiapkan di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu. 

"Alhamdulillah untuk persiapan saat ini sudah 95 persen," kata Herman Dodi Kordinator acara dan protokoler PP Muhammadiyah, saat ditemui Republika.co.id di lokasi, Kamis (14/2) sore.

Dodi mengaku bersyukur, persiapan teknis di lapangan dibantu protokol wakil kepresidenan. Sehingga lokasi dibukanya Tanwir sudah selesai dan tinggal digunakan, besok Jumat (15/2). "Dari gladi bersih, sudah dilihat dan sudah disetujui. Artinya sudah tinggal pelaksanaan saja," ujarnya. 

Menurut Dodi, panitia menyediakan sekitar  2700 undangan. Yang terdiri dari peserta, tamu pemerintah pusat dan tamu pemerintah daerah

"Dan masyarakat Muhammadiyah dari 10 kabupaten kota di Bengkulu," katanya.

Dodi menyampaikan, jika masyarakat umum ingin melihat, panitia telah mempersiapkan screen untuk masyarakat bisa melihat acara pembukaan.

"Masyarakat yang ingin melihat itu kita akan ada siaran langsung dari TVRI TV Nasional kemudian TV lokan nanti bisa dilihat secara langsung acara itu," ujarnya.

Ketua Pantia Tanwir, Ahmad Dasan, mengatakan tidak mudah Bengkulu menjadi tuan rumah Tanwir 2019. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu perlu waktu 10 tahun untuk ditunjuk menjadi tuan rumah Tanwir ke-51 ini.

“Tidak mudah jadi tuan rumah Tanwir,” kata Ahmad Dasan pada Press Conference yang berlangsung di Gedung KH Ahmad Dahlan, Kampus IV, Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Rabu (13/2/19) sore kemarin.

Ahmad Dasan, mengaku bersyukur akhirnya Bengkulu ditunjuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun ini menjadi tuan rumah. Dia menegaskan hal ini sekaligus sebagai uji coba atau uji nyali, layak tidaknya menjadi tuan rumah muktamar, sebagai ajang musyawarah tertinggi Muhammadiyah.

“Adalah cita-cita hampir semua wilayah yang menginginkan sebagai tuan rumah muktamar,” ujarnya.

Menurut pria asal Tuban Jawa Timur ini,  ada tiga alasan terpilihnya Bengkulu sebagai tuan rumah. “Pertama kondisi Muhammadiyah di Bengkulu baik dari sisi kualifikasi keorganisasian termasuk juga kuantitas, atau jumlah anggotanya,” katanya.

Dia mengatakan, untuk di kawasan Sumetra, posisi Muhammadiyah Bengkulu menempati urutan kedua setelah Padang. “Orang menyebut Muhammadiyah itu berdiri di Yogyakarta tapi besar di Sumatra Barat. Nah kita ini posisinya nomor dua untuk kualifikasi dan jumlah (anggotanya),” ujarnya.

Alasan kedua adalah jumlah AUM, terutama universitasnya. Menurut dia, amal usaha Muhammadiyah Bengkulu (AUMB) masih di atas padang.  "Dari sisi jumlah mahasiswa, kita itu di bawah Medan. Kalau Medan itu jumlah mahasiswanya sekitar 13 ribu, kita 10 ribuan,” jelasnya sambil menyebut jumlah mahasiswa di Padang sekitar 6 ribuan.

“Kenapa ini jadi penilaian. Karena Muhammadiyah itu, apapun gerak langkahnya, adalah swadana, mendanai sendiri, mandiri,” terang dia.

Menurutnya, tidak ada ceritanya Muhammadiyah mengadakan acara seperti ini kemudian mengajukan proposal ke pemerintah provinsi. Alasan ketiga adalah sinergitas antara Muhammadiyah dan pemerintah setempat. Hubungan itu sangat harmonis baik dengan pemerintah provinsi maupun kota

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement