REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan kesehatan jiwa menjadi salah satu fokus program keduanya. Apalagi, Sandiaga mengatakan, kehadiran National Institute for Mental Health telag diamanatkan oleh Undang-Undang Kesehatan Jiwa.
Sandiaga menjelaskan soal kesehatan jiwa sudah diamanatkan, tetapi sampai saat ini belum ada. Sandi mengatakan ia dulu merancang rumah sakit kesehatan jiwa, dan saat ini diteruskan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Duren Sawit untuk jadi pusat kesehatan jiwa di Jakarta.
Saat ini di Jakarta, ia memperkirakan, ada 20 persen yang terindikasi gangguan jiwa baik itu ringan sampai berat. Menurutnya ini salah satu masalah di bawah permukaan yang belum tersentuh.
Ia mengatakan jangan sampai nanti ditemukan puncak es dari kesehatan jiwa dan ini yang harus diselesaikan. "Kita bisa identifikasi secara dini potensi masyarakat yang terganggu dari kejiwaannya, sehingga bisa diberi solusi secara preventif," kata mantan wagub DKI di Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandi di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/2).
Namun masalah kesehatan jiwa, salah satu faktor yang mempengaruhi oleh ekonomi, maka menurutnya ekonomi harus diperbaiki. "Kalau mereka punya lapangan kerja, penghasilan, keluarga yang mengayomi dan pemerintah yang pantau kesehatan jiwa, Insya Allah itu bisa kita tangani dengan sistem yang komprehensif," kata Sandiaga.