Rabu 13 Feb 2019 22:21 WIB

Jokowi Dorong Dialog Politik Demi Urai Krisis Venezuela

Krisis di Venezuela memang masih berlanjut hingga kini.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/1).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong adanya dialog politik untuk meredam krisis ekonomi, politik, dan kemanusiaan yang terjadi di Venezuela. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai acara penerimaan surat kepercayaan oleh 11 duta besar negara sahabat yang bertugas di Indonesia, salah satunya dari Venezuela. Retno menyebutkan, pada prinsipnya Indonesia selalu menghormati prinsip non-interference atau tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Meski begitu, Retno menyampaikan bahwa Presiden menyoroti kondisi bahwa jutaan penduduk Venezuela yang memilih meninggalkan negara tersebut. Presiden melihat bahwa kondisi tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat Venezuela untuk diperhatikan.

"Isu masalah kemanusiaan, kesejahteraan, dan lain-lain perlu mendapat perhatian dari pemerintah Venezuela. Oleh karena itu Presiden (Jokowi) berharap agar dialog penyelesaian politik dapat segera dilakukan," ujar Retno di Istana Merdeka, Rabu (13/2).

Krisis di Venezuela memang masih berlanjut hingga kini. Jatuhnya Venezuela dalam jurang krisis disebut-sebut karena sang pemimpin yakni Nicolas Maduro tak sanggup mengelola ekonomi negara dengan baik. Akhirnya pada Januari lalu, pemimpin oposisi Juan Guaido, menyatakan diri sebagai presiden. Pada hari yang sama, Washington mengakui Guaido sebagai Presiden Interim Venezuela seperti yang dilakukan negara-negara Grup Lima, kecuali Meksiko.

Maduro sendiri pertama kali memimpin Venezuela pada 2013 sepeninggal Hugo Chavez yang meninggal karena sakit kanker setelah memerintah selama 14 tahun. Venezuela merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan memegang kepresidenan OPEC hingga 2025. Namun, ekonomi Venezuela jatuh terperosok sejak 2017 awal dan mengalami inflasi.

Inflasi Venezuela kini mencapai 1,3 juta persen dalam 12 bulan hingga November 2018, menurut sebuah studi dari Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi. AS juga sempat menjatuhkan sanksi yang diklaim Maduro merugikan Venezuela hingga 20 miliar dolar AS, tahun lalu. Krisis ekonomi ini membuat sekitar 3 juta warga Venezuela melarikan diri dari negara itu sejak 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement