Rabu 13 Feb 2019 20:47 WIB

Soal Nasionalis Gadungan, Gerindra: PSI Justru Sindir PDIP

Gerindra menilai banyak kader PDIP yang tertangkap melakukan korupsi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie berpidato saat kampanye dalam #Festival11 Yogyakarta di Jogja Expo Centre (JEC), Bantul, DI Yogyakarta, Senin (11/2/2019).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie berpidato saat kampanye dalam #Festival11 Yogyakarta di Jogja Expo Centre (JEC), Bantul, DI Yogyakarta, Senin (11/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie yang menyebut banyak partai mengaku nasionalis tapi gadungan. Andre menilai pernyataan tersebut justru menyindir partai satu koalisinya PDI Perjuangan lantaran kadernya kerap tertangkap melakukan korupsi.

"Kalau kader paling banyak di KPK ya PDIP dong, yang paling banyak ditangkap KPK PDIP. Berarti kan itu partai pendukung pak Jokowi, jadi kelihatannya Grace memang menyindir koalisinya," kata Andre kepada wartawan, Rabu (13/2).

Andre mengatakan hal itu justru berbeda dengan Partai Gerindra yang mengayomi seluruh agama. Terbukti, kata Andre, Partai Gerindra memiliki sayap-sayap partai yang mewakili agama-agama yang ada di Indonesia.

"Kalau Gerindra ini partai nasionalis religius, partai yang paling lengkap kebhinekaan-nya. Kami punya sayap Islam, lalu ada sayap Kristen, Katolik ada, Hindu, Budha ada, kami paling lengkap, jadi kami nasionalis religius," ujarnya.

Ia mengaku heran terkait pernyataan yang kerap disampaikan PSI. Namun, ia tak heran lantaran hal tersebut merupakan strategi PSI.

Sebelumnya, dalam pidato politik di Festival 11 Yogyakarta di Graha Pradipta Jogja Expo Center pada Senin (11/2) Grace menyebut bahwa kaum intoleran dan koruptor sebagai ancaman terbesar bagi persatuan Indonesia hari ini. Menurutnya, banyak partai-partai yang mengaku nasionalis namun meloloskan perda agama yang diskriminatif.

"Kalau ada orang menyebut dirinya nasionalis, tapi di belakang masih mengadu domba masyarakat dan gemar mencuri uang rakyat. Mereka lebih pantas kita sebut nasionalis gadungan!" tegas Grace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement