REPUBLIKA.CO.ID, Sejak pukul 05.30 WIB sampai 10.00 WIB, Jl KK Singawinata yang mulai dari bundaran BTN sampai area Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta, ditutup untuk kendaraan bermotor. Area tersebut, menjadi kawasan car free day (CFD). Sehingga, masyarakat wilayah ini bisa bebas berjalan kaki ataupun berolahraga di saat akhir pekan.
Akan tetapi, CFD kali ini ada yang berbeda. Di kawasan itu, ada pertunjukan atraksi dari kegiatan festival milenial safety road yang diselenggarakan oleh jajaran Satuan Lalu Lintas Polres Purwakarta.
Dari sejumlah rangkaian acara itu, yang paling banyak menyita perhatian masyarakat, terutama generasi muda yaitu saat pelajar dari SMAN 1 Purwakarta, memertunjukan kreasinya. Sebab, saat delapan pelajar itu menari modern, tiga badut kepolisian juga turut menari.
"Lucu, melihat badut zebra dan dua badut pocil, ikut menari," ujar Ferry Ardiansyah (17 tahun), salah seorang pelajar SMA ini, kepada Republika.co.id, Ahad (10/2).
Apalagi, sambung Ferry, gerakan dari tiga badut yang jadi ikon kepolisian ini, banyak yang tidak nyambung dengan gerakan para pelajar perempuan itu. Tetapi, justru itu yang lucunya. Gerakan yang salahnya, jadi hiburan tersendiri.
Dari tiga badut ini, badut zebra yang paling lincah menari. Pinggangnnya bergoyang-goyang, diselingi dengan gerakan memutar. Bahkan, tak jarang badut zebra ini terjatuh, karena tidak kuatnya menahan keseimbangan. "Kami, sangat terhibur dengan aksi tiga badut ini," ujar Ferry dengan tertawa.
Tak sampai disitu, aksi yang paling memukau saat delapan anggota Sat Lantas Polres Purwakarta, memerlihatkan aksi free style mereka di atas motor gede. Dari delapan anggota itu, dua di antaranya polisi wanita (Polwan).
"Keren, aksi para polisi ini. Mereka bisa meliuk-meliuk dan zig zag di atas motor gedenya," ujar Denadara Fransiska (23 tahun), warga asal Kelurahan Sindangkasih ini.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama, mengatakan, festival ini merupakan program yang telah digulirkan oleh Mabes Polri. Salah satu tujuannya, yaitu untuk menekan angka kecelakaan . Sebab, sasaran dari kegiatan ini merupakan generasi milenial.
"Sampai saat ini, pelanggaran lalu lintas dan korban kecelakaan di wilayah Purwakarta, didominasi oleh usia produktif. Bahkan, banyak pelajar yang menjadi korban kecelakaan," ujarnya.
Karena itu, dengan digelarnya festival ini, diharapkan pelajar dan masyarakat lainnya bisa lebih tertib lagi. Pelajar yang belum cukup umur, tidak boleh ke sekolah bawa kendaraan.
Salah satunya tadi, aksi para polisi di atas moge, hal itu boleh dilakukan oleh profesional. Serta, mereka menggunakan pakaian yang sangat safety. Sehingga, jika terjadi kecelakaan juga tidak akan fatal.
"Jadi, kami ingin memberi contoh pada generasi milenial, jika ingin berkendaraan, kebut-kebutan atau berbagai macam gaya, harus dilakukan sesuai prosedur dan sesuai standar keamanan," jelas Ricky.