Ahad 10 Feb 2019 18:09 WIB

Ribuan Santri di Jember Turun ke Jalan Kecam Fadli Zon

Mereka mengecam puisi Fadli Zon yang dinilai menghinai kiai.

Sejumlah Santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kyai (Asmak) berdoa bersama saat mengikuti aksi bela santri di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/2). Aksi serupa hari ini juga terjadi di Jember.
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Sejumlah Santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kyai (Asmak) berdoa bersama saat mengikuti aksi bela santri di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/2). Aksi serupa hari ini juga terjadi di Jember.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Ratusan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Bela Kiai Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahad (10/2), turun ke jalan melakukan longmarch dari lapangan Talangsari menuju alun-alun Jember. Mereka mengecam puisi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang dinilai menghinai kiai.

Para santri mengenakan sarung dan kopiah sambil membawa sejumlah poster yang mengecam keras pernyataan Fadli Zon dalam puisi berjudul "Doa yang Ditukar" yang dinilai menghina kiai NU KH Maimoen Zubair itu. Aksi mereka mendapat pengawalan dari Gerakan Pemuda Ansor dan Banser Jember hingga menuju alun-alun kota Jember.

"Kami menyayangkan pernyataan pimpinan DPR RI Fadli Zon yang tidak hanya sekali mendiskreditkan kiai, sehingga aksi damai ini merupakan reaksi keras dari para santri di Jember," kata koordinator aksi yang juga Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jember Ayub Junaidi di Jember.

Menurutnya, pernyataan Fadli Zon yang dinilai menyakiti hati para santri NU tidak hanya pada puisi yang menghina KH Maimoen Zubair. Tetapi, juga pernyataan lainnya seperti penghinaan terhadap Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Rais Aam PBNU saat dijabat KH Mahruf Amin.

"Tidak seharusnya elite politik yang duduk di pimpinan Senayan menyampaikan pernyataan yang dapat melukai hati para santri dan masyarakat, sehingga kami mendesak saudara Fadli Zon untuk meminta maaf dalam kurun waktu 2x24 jam," ucap Ayub yang juga Wakil Ketua DPRD Jember.

Ayub berharap para elite politik menyampaikan pernyataan politiknya dengan santun dan tidak melukai hati masyarakat. Terutama, para santri karena momentum tahun politik seharusnya tidak membuat gaduh suasana menjelang Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2019.

"Kami juga meminta para tokoh nasional yang lain untuk menghentikan kebiasaan mencela kiai karena kewajiban sebagai muslim menghormati ulama dan kiai, bukan malah sebaliknya karena dapat melukai hati para santri yang berguru kepada para kiai," ujarnya.

Beberapa poster dan spanduk yang dibawa para santri bertuliskan "Mulutmu Harimaumu", "Tenggelamkan Fadli Zon", "Hentikan Menghujat Kiai", dan "Jika Kau Nisatakan Guru Kami, maka Kau Menghadapi Kekuatan Santri". Ratusan santri yang melakukan longmarch dan menggelar doa di alun-alun Jember berjalan dengan tertib, serta mendapat pengamanan dari aparat Polres Jember sebanyak 300 personel yang dipimpin langsung Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo.

Fadli Zon memang belum secara resmi merespons gelombang protes terhadap puisi "Doa yang Ditukar". Namun, pada Selasa (5/2) Fadli sempat membalas pertanyaan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin lewat Twitter. Menurut Fadli, puisinya tidak merujuk kepada Mbah Moen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement