REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan oleh Indonesian Diaspora Network-United (IDN-United) menunjukkan antusiasme diaspora Indonesia untuk mengikuti Pemilu 2019. Lebih dari dua pertiga responden mengatakan akan memilih pada Pemilu 2019.
Presiden IDN-United Herry Utomo mengatakan sebanyak 541 responden Indonesia yang tinggal di 41 negara di lima benua mengisi survei. Pertanyaan disebar secara daring melalui milis, jejaring daring, buletin berkala, dan media sosial IDN-United maupun mitra organisasi sejak 12 November 2018 hingga 31 Januari 2019.
Walaupun tidak banyak responden yang tinggal di Malaysia dan Arab Saudi mengisi survei, jumlah responden dari negara-negara lain di mana diaspora tinggal cukup banyak dan beragam."Karena itu, survei ini dapat dikatakan cukup merefleksikan animo dan aspirasi pemilih diaspora nonpekerja migran," ujar Harry dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (8/2).
Kendati demikian, terdapat tiga isu utama yang disoroti oleh para responden, yaitu korupsi, hoaks, serta penegakan hukum dan HAM. Selain itu, sebanyak 60 persen responden mengaku tidak mengetahui perwakilan mereka di DPR (dapil luar negeri) saat ini dan 19 persen responden mengatakan kurang mengetahui.
Kemudian, 56 persen responden mengaku tidak mengetahui calon perwakilan mereka di DPR (dapil luar negeri) dan 29 persen mengatakan kurang mengetahu. Tiga saluran utama para responden mengetahui calon anggota legislatif pada Pemilu 2019, yakni media sosial, Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN), dan media daring.
Rekam jejak, visi-misi, dan kepribadiaan calon presiden adalah tiga faktor terpenting bagi para responden dalam menentukan pilihan mereka untuk calon presiden pada Pemilu 2019. Faktor ini mengalahkan sejumlah faktor lain seperti partai pengusung dan kesamaan latar belakang asal, suku, dan agama calon. Temuan ini juga berlaku untuk memilih calon anggota legislatif.
Perlindungan hukum terhadap WNI di luar negeri dan pelayanan konsuler yang lebih baik, serta aspirasi dwi-kewarganegaraan adalah tiga aspirasi utama para responden kepada presiden dan anggota DPR terpilih lewat Pemilu 2019. Herry Utomo menjelaskan, hingga saat ini belum ada informasi akurat berbasis data terkait animo dan aspirasi diaspora pada Pemilu 2019.
Hal ini yang telah mendorong IDN-Unitrd menginisiasi Survei Pemilih Diaspora Indonesia. Hasil survei ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan bersama. "Kami berharap hasil dari survei ini dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai masukan perbaikan bagi pihak-pihak terkait dan bukan untuk bahan saling serang atau kritik," ujarnya.
Ia juga menegaskan kembali netralitas IDN-United dalam setiap pemilu dan mengajak segenap diaspora untuk menyukseskan Pemilu 2019. "IDN-United adalah organisasi diaspora dunia yang bersifat nonpartisan, netral, dan independen. Hasil survei ini merupakan jajak pendapat dari para responden dan tidak dimaksudkan sebagai dukungan kepada figur politik mana pun. Namun, kami mengajak para diaspora yang dapat memilih supaya menggunakan hak pilihnya dengan baik agar pesta demokrasi ini berjalan lancar, aman, bermartabat, dan sukses," katanya.
Berdasarkan Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan tahap II (DPTHP-II) yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), terdapat 2.058.191 WNI di luar negeri yang tercatat memiliki hak pilih pada Pemilu 2019. Namun, data tersebut bersifat dinamis mengingat jumlah WNI yang masuk dan meninggalkan Indonesia sekitar 30 ribu orang setiap tahun.