Sabtu 09 Feb 2019 01:14 WIB

Surya Paloh: Jokowi Sudah Bosan dengan Gaya Lama Kampanyenya

Menurut Paloh, tidak ada yang salah dari perubahan gaya Jokowi.

Presiden Joko Widodo memberikan sambutannya saat meninjau Alun-alun kota Cianjur, Jawa barat, Jumat (8/2).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo memberikan sambutannya saat meninjau Alun-alun kota Cianjur, Jawa barat, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG --  Ketua Partai Nasional Demokrat Surya Paloh membela perubahan gaya capres pejawat Joko Widodo (Jokowi) yang sekarang dinilai lebih reaktif atau agresif terhadap isu-isu yang digunakan untuk menyerangnya secara politik. Menurut Paloh, tidak ada yang salah dari perubahan gaya Jokowi itu.

"Ya wajar-wajar saja. Mungkin Pak Jokowi sudah bosan dengan style yang lama, ganti style yang baru. Apa salahnya. Ada variasi-variasi hidup ini. Biar tidak monoton, (tidak) monolog," kata Surya Paloh menjawab pertanyaan wartawan usai menemui ribuan kadernya se-eks Karesidenan Kediri, di Tulungagung, Jumat (8/2).

Menurut Surya Paloh, langkah Jokowi sudah tepat. Sebab, serangan politik yang diarahkan ke dirinya, khususnya di era pemerintahannya, sudah mengarah ke fitnah.

Terlebih, kata Paloh, saat ini ada di tahun politik di mana intensitas kampanye hitam cenderung meningkat. Pengusaha media nasional ini mencontohkan soal tuduhan kebocoran anggaran negara (APBN) hingga ratusan triliun selama pemerintahan Jokowi.

Isu yang diembuskan capres lain yang menjadi lawan politik Jokowi itu menurutnya harus dibuktikan. Jokowi, kata Paloh, wajib menjawab agar isu atau opini yang dibangun kubu capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo-Sandiaga Uno tersebut menjadi persepsi publik yang seolah menjadi benar.

"Saya bilang, kalau memang itu faktanya ada, terima dan akui. Segera minta maaf sama rakyat. Tapi kalau tidak ada, kasih tahu (rakyat). Memang itu bohong kok. Ngapain rakyat percaya pada kebohongan," katanya.

Terhadap aneka propaganda politik yang terus diproduksi untuk menyudutkan pejawat, ia memberi saran agar capres Jokowi dan cawapres Ma'ruf Amin bersikap sabar. Sebab, menurutnya, tidak selamanya reaksi harus dihadapi dengan reaksi.

"Terkadang yang rasional menjadi irasional. Sedangkan yang irasional justru bisa menjadi rasional. Nah di situlah gunanya hadirnya para pemimpin. yang mampu memberikan keteladanan. Keteladanan harus hadir di semua pihak," ujarnya.

Surya Paloh menegaskan bahwa peran pimpinan partai-partai politik tidak kalah pentingnya dalam pembenahan adab politik dan tata pemerintahan di Indonesia. "Karena bagaimanapun kontribusi maupun peran strategis dimiliki partai politik, institusi partai politik ini amat menentukan sekali. Warna politik negeri ini, maju mundurnya negeri ini ditentukan oleh partai politik," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement