REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sabtu (9/2) akan menjadi hari peringatan bagi Insan pers di Indonesia. Tanggal tersebut menandakan peringatan Hari Pers Nasional (HPN). Perkembangan industri saat ini yang menginjak tingkat 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi para pewarta nasional.
Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Djauhar mengingatkan agar setia pewarta tetap berpegang teguh pada semangat jurnalisme karena itu menjadi acuan bagi seluruh pelaku media. Dia mengatakan, pinsip jurnalisme tidak akan lekang bagaimanapun zaman berkembang, apapun teknologi dan platform yang digunakan.
"Itu basic dari jurnalisme untuk menyampaikan informasi berdasarkan kebenaran dengan memilih dan memilah serta terverifikasi," kata Ahmad Djauhar di Jakarta, Jumat (8/2).
Dia mengatakan, informasi yang disampaikan kepada masyarakat haruslah informasi yang benar dan bermanfaat. Artinya, kabar yang disampaikan bukan hoaks, berita bohong apalagi menyesatkan.
Ahmad mengatakan, masyarakat sampai kapanpun akan membutuhkan informasi. Dia menegaskan, penyebaram informasi yang benar serta akurat hanya akan dapat dilakukan oleh media yang masih berpegang teguh prinsip jurnalisme, terlepas dari industri tinggkatan berapapun.
Di tengah berkembangnya teknologi masyarakat akan diterpa banjirnya informasi dari arah manapun, Ahmad mengatakan, kembali lagi, di sanalah peran media massa untuk menyajikan informasi berdasarkan data, fakta serta terverifikasi. "Informasi akan mengalir seperti air bah dan masyarakat enggak mungkin disuruh memilih sendiri informasi yang ada. Di sanalah fungsi media itu yang mampu menyaring informasi, memilih dan memilah," katanya.
Pada kesempatan yang sama Ahmad berpesan agar seluruh insan pers terus menigkatkan kompetensi mereka dalam menyanilan informasi. Hal itu dilakukan juga dengna mengikuti perkembangan serta tantangan zaman dari masa ke masa.
Ahmad mengatakan, pers telah melakukan perjalanan sejarah dengan menerapkan kompetensi. Namun, dia melanjutkan, kompetensi yang ada sekarang di era 4.0 juga harus lebih disempurnakan lagi mengikuti perkembangan zaman. Perwarta Indonesia, dia menegaskan, harus selalu melakukan aktualisasi diri berdasarkan tren perkembangam zaman guna menyelesaikan aneka faktor berkaitan degan demografi, biografi dan lingkungan sosial.
"Saya kira kompleksitas itu akan berkembang megikuti perkembangan zaman yang berjalan," katanya.