REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS—Para santri Pantura Timur Jawa Tengah mendesak Fadli Zon untuk bertaubat dan meminta maaf kepada para kiai, termasuk KH Maimoen Zubair. Permintaan itu menyusul puisi "Doa yang Tertukar" yang ditulis Fadli.
Ribuan santri pantura Jawa Tengah, yang mengatasnamakan Aliansi Membela Kiai (Asmak), pada Jumat (8/2) menggelar aksi di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (8/2). Koordinator Asmak, Muhamad Sa’roni mengatakan, sikap Fadli Zon yang merendahkan KH Maimoen Zubair melalui puisi "Doa yang Tertukar" merupakan puncak dari kekesalan para santri.
Sebelumnya, Fadli juga dituding juga sudah beberapa kali mencemooh para kiai, Sehingga aksi Bela Kiai ini menjadi puncak dari akumulasi kekesalan para santri, atas ulah Fadli Zon yang dianggap tidak mencerminkan sebagai seorang elit politik.
"Fadli Zon sudah banyak mencela kiai kami. Contoh Kiai Cholil Staquf, Kiai Ma’ruf Amin, Tuan Guru Bajang (TGB) dan lainnya. Maka ini merupakan puncaknya, saat Fadli Zon mencela KH Maimoen Zubair,” jelasnya.
Sehingga para santri sangat menyayangkan sikap Fadli Zon tersebut. Asmak juga mendesak kepada politisi ini menghentikan sikapnya yang telah menuai kegaduhan. "Termasuk meminta maaf kepada KH Maimoen Zubair serta bertaubat kepada Allah SWT," tegasnya.
Karena bagi para santri mencela dan mencemooh kiai juga berarti telah memusuhi para santri. “Karena itu, para santri wajib untuk melawan ketika tokoh panutannya (kiai) dicela atau dizalimi,” tegasnya.
Sa’roni juga menambahkan, aksi Bela Kiai ini bermula dari keprihatinan atas terjadinya berbagai kegaduhan, di balik memanasnya suhu politik menjelang Pemilihan Presiden (pilpres) tahun 2019 ini. Di sana- sini banyak kiai- kiai dicemooh dan bahkan dicela oleh para tokoh yang selama ini dianggap sebagai tokoh nasional. Padahal, menurut para santri, berbakti kepada kiai adalah hukumnya adalah qath’I (pasti).
Tetapi, masalah pilihan politik itu adalah zhanni, yang masih bisa salah dan masih bisa benar. Sudah menjadi kewajiban bagi para santri dan sebagai seorang muslim untuk menghormati para ulama, menghormati kiai, menghormati dzurriyah- dzurriyah Rasul.
“Maka hari ini kami juga melaksanakan zikir dan doa bersama, memohon kepada Allah SWT, mudah- mudahan negeri ini diberikan situasi yang aman dan Pilpres berjalan dengan lancar tanpa ada halangan, sekaligus harapan kami tidak ada gesekan- gesekan lagi,” kata Sa’roni.
Aksi Bela Kiai yang digelar ini diikuti oleh 2.000 santri. Mereka berasal dari 12 pesantren yang ada di wilayah pantura timur Jawa Tengah.
“Aksi ini juga dihadiri para alumni pesantren,” tambahnya.