Kamis 07 Feb 2019 19:15 WIB

Hasto Bantah Megawati Pakai Konsultan Asing di Pilpres 2009

Menurut Hasto, konsultan asing selalu dibawa oleh Partai Gerindra.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) menghadiri pembekalan kepada Bacaleg DPR RI di Jakarta, Ahad (5/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kiri) menghadiri pembekalan kepada Bacaleg DPR RI di Jakarta, Ahad (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah tudingan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ikut memakai konsultan asing saat Pilpres 2009. Saat itu, Megawati menjadi calon presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.

"Saat itu konsultan asing dibawa oleh Tim Gerindra, dan beberapa rekomendasi yang diberikan kepada Bu Mega tidak mau dijalankan," kata Hasto menjawab wartawan di sela-sela Safari Kebangsaan VII di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (7/2).

Baca Juga

Penolakan oleh pihak Megawati itu, kata Hasto, karena ada perbedaan kepribadian. Megawati dan Indonesia sebagai bangsa timur, punya budaya sendiri.

Selain itu, disadari sepenuhnya bahwa komunikasi yang baik bukan yang penuh tebar pesona, melainkan yang mengakar pada kebudayaan sebagai bangsa timur dimaksud. "Itulah yang membuat kami tidak setuju dengan konsultan asing. Karena mereka (konsultan asing) membawa nilai-nilai demokrasi liberal. Beda dengan kami," kata Hasto.

Ketika ditanya apakah Fadli Zon juga pernah pakai jasa Rob Allyn di Pilgub Jakarta 2012, Joko Widodo memang diusung oleh PDI Perjuangan dan Gerindra, Hasto mengakui tiap kerja sama itu memang selalu dihadirkan konsultan asing yang dibawa oleh Gerindra. "Ya, memang tiap kerja sama dengan Gerindra pasti dikedepankan itu konsultan-konsultan asing," jawab Hasto.

Hasto mengatakan, bahwa kantor para konsultan asing itu di tempat Fadli Zon. Dan pihaknya, kata Hasto, sejak awal tidak setuju dengan konsultan asing yang selalu 'mempersempit' bagaimana menjadi seorang pemimpin itu.

"Pendekatan mereka tidak sesuai dengan pendekatan bangsa Indonesia. Silakan Anda jabarkanlah itu maksudnya. Beda misalnya dengan Pak Jokowi yang mengedepankan kepemimpinan dengan membangun semangat berdikari," kata Hasto.

Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memakai konsultan asing yang dibawa oleh Gerindra. "Kami tidak pernah pakai mereka. Karena berbeda gayanya," kata Hasto.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement