Kamis 07 Feb 2019 10:17 WIB

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta di Atas Enam Persen

Konsumsi pemerintah yang cukup tinggi ikut menyumbang pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Foto: pixabay
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2018 tumbuh di atas enam persen. Hal tersebut menandakan tetap terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi ibu kota.

Realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2018 mencapai 6,41 persen (yoy). Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya yaitu 6,38 persen (yoy).

Dengan pencapaian itu, kata Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Sithowati Sandrarini, ekonomi DKI Jakarta pada 2018 tumbuh 6,17 persen (yoy). Menurutnya, realisasi pertumbuhan 2018 ini relatif stabil karena pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 6,20 persen (yoy).

"Tetap terjaganya pertumbuhan ekonomi pada 2018 pada kisaran yang stabil dibandingkan dengan 2017, salah satunya disumbang oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah yang cukup tinggi yakni 16,45 persen (yoy)," tuturnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (7/2).

Pertumbuhan konsumsi pemerintah, jelas Sithowati, sejalan dengan adanya peningkatan dana pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) beserta pensiunan pada 2018.

Di sisi lain, semakin dekatnya pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden pada 2019 berdampak pada peningkatan pertumbuhan Konsumsi Lembaga Non-Publik yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) mencapai 8,34 persen (yoy), yang salah satunya disumbang oleh berbagai kegiatan partai politik menjelang pesta demokrasi tersebut.

Lebih lanjut, ia menuturkan, pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga tetap terjaga pada tingkat yang cukup tinggi (6,03 persen yoy). "(Ini) sejalan dengan meningkatnya kemampuan belanja masyarakat Ibu Kota, yang didukung dengan tingkat inflasi sepanjang 2018 yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujarnya.

Kendati demikian, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada 2018 yang tercatat 4,67 persen (yoy). Pencapaian ini diakui dia belum mampu melampaui pertumbuhan pada tahun sebelumnya.

"Investasi bangunan berupa pembangunan konstruksi dan infrastruktur Ibu Kota pada 2018 tidak semasif 2017," ucapnya.

Sementara kinerja perdagangan luar negeri yang baik juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tahun 2018. Ekspor mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi (8,20 persen yoy).

Kinerja perdagangan ini didorong oleh ekspor barang dan ekspor jasa, khususnya melalui kedatangan atlet, ofisial, serta pada pendukung tiap negara yang berlaga di ajang Asian Games pada Agustus hingga September 2018.

"Pertumbuhan yang tinggi juga terjadi pada Impor DKI Jakarta, yang tercatat mencapai 10,34 persen (yoy), sejalan dengan meningkatnya impor barang modal untuk melengkapi pembangunan infrastruktur transportasi massal yang sedang berlangsung," kata Sithowati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement