Rabu 06 Feb 2019 12:38 WIB

TKN: Kampanye Ofensif Gunakan Data dan Fakta

Konteks ofensif karena Jokowi-Ma'ruf sering dilaporkan ke Bawaslu tanpa data akurat.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menegaskan pihaknya mulai melakukan kampanye ofensif menggunakan data dan fakta. Konteks ofensif oleh pihak Jokowi-Ma'ruf itu terjadi karena sering dilaporkan ke Bawaslu tanpa data akurat oleh tim sukses capres-cawapres nomor urut 02.

"Jadi, saya katakan, sudah selayaknya tim hukum kita ofensif melaporkan dengan fakta dan data," kata Ketua TKN Erick Thohir dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu (6/2).

Baca Juga

Menurut Erick, tim hukum capres-cawapres nomor urut 01 dalam tiap laporannya kepada Bawaslu membawa data dan fakta pelanggaran kampanye. Namun, hal itu kerap diisukan negatif oleh rival politik yang disebut sebagai kriminalisasi.

"Mereka tak bisa membedakan kriminalisasi dengan penegakan atas fakta hukum. Ini perlu saya tegaskan supaya fair dulu ya," jelas Erick.

Sebelumnya, pada Selasa malam (5/2), Capres 01 Jokowi menjelaskan pihaknya perlu untuk melakukan kampanye secara ofensif. "Ya kampanye kan memang ofensif. Masa kita 4 tahun suruh diem saja. Ya tidaklah," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Selatan.

Selain itu, menurut Erick, dalam beberapa hari terakhir Jokowi hanya menyampaikan isi hatinya. Dia mengatakan isu yang ada selama ini kerap terbalik dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.

Sejumlah hal yang menjadi fitnah menurut Erick yakni isu soal Jokowi sebagai antek asing, isu keterkaitan dengan PKI, maupun isu antek Tiongkok. "Jadi, kalau sekarang beliau menjawab, itu lumrah. Sebab, kalau tak menjawab, nanti fitnah itu dianggap benar. Anehnya, ketika beliau menjawab, dikatakan beliau panik dan ketakutan. Justru beliau sedang menyampaikan data dan fakta yang selama ini diputarbalikkan," demikian Erick.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement