Selasa 05 Feb 2019 11:22 WIB

Pemkot Bandung Kaji Kerusakan Stadion GBLA

Kelayakan Stadion GBLA untuk menggelar pertandingan sepak bola masih perlu kajian.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ratna Puspita
Suasana di dalam Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung/ilustrasi.
Foto: Foto: REPUBLIKA/Febrian Fachri
Suasana di dalam Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung akan mengkaji laporan kerusakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Kajian ini akan menjadi bahan tindak lanjut ke depannya, termasuk mengkaji kelayakan Stadion GBLA untuk menggelar pertandingan sepakbola.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung Dodi Ridwansyah mengatakan Pemerintah Kota Bandung perlu mengukur tingkat keretakan dan penurunan tanah yang ada di samping stadion kebanggaan warga Kota Bandung itu. Ia mengatakan Pemkot Bandung sudah menerima laporan mengenai kerusakan Stadion GBLA. 

Kerusakan yang terjadi, yakni keretakan dan penurunan tanah. Namun, kerusakan itu baru sebatas pengamatan visual sehingga perlu ada pendalaman lebih lanjut.

“Kami sedang mengupayakan untuk mencari penyedia jasa pengkaji teknis mengenai kondisi GBLA,” kata Dodi, Senin (4/2) kemarin.

Dengan kajian teknis tersebut, lanjut Dodi, dapat terlihat lebih jelas kondisi sesungguhnya, termasuk jika memang perlu perbaikan. Rencana kajian tersebut merupakan bentuk tindak lanjut hasil rapat koordinasi di Markas Polrestabes Bandung, Jumat (1/2) lalu.

Ia menuturkan ke depannya membuka kerjasama pengelolaan stadion dengan Persib sehingga beban anggaran untuk perawatan Stadion GBLA bisa berkurang. “Tidak menutup kemungkinan kami akan menggandeng PT PBB (Persib Bandung Bermartabat) dalam penyediaan jasa ini. Karena mereka kan ada keinginan untuk mengelola. Biar hasilnya bisa menjadi dasar untuk kita dalam melakukan perbaikan,” tuturnya. 

Sekretaris Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Bandung Chairul Anwar menuturkan, secara kasat mata memang terdapat keretakan dan penurunan di sejumlah titik. Namun, kondisi itu tidak terjadi di struktur utama stadion berkapasitas 38 ribu penonton tersebut. 

"Hasil awal peninjauan kami bersama Polrestabes Bandung adalah keretakan dan penurunan terjadi di samping-samping stadion seperti tempat parkir dan pendukung struktur stadion lainnya. Ada sedikit penurunan dan ditemukan ada retak," ungkapnya. 

Dengan kondisi seperti itu, Distaru Kota Bandung tidak bisa menilai GBLA layak atau tidak untuk digunakan pertandingan. Sebab, perlu pengujian lebih lanjut. Apalagi, stadion dibangun di atas tanah rawa yang rawan penurunan tanah.

"Tanah di situ dulunya bekas sawah. Struktur utama stadionnya tidak bermasalah, hanya samping-samping stadionnya. Sementara waktu perlu penelitian. Karena assetnya milik Dispora, maka yang berwenang mengkajian itu Dispora. Sedangkan hanya merupakan pendukung teknis saja," tuturnya.

Meskipun struktur utama stadion tidak bermasalah, Anwar mengaku ada kekhawatiran karena pertandingan Persib di kandang seringkali dijejali penonton dalam jumlah banyak bahkan kadang membludak dan di luar perkiraan. 

Karena itu, ia mendukung Polrestabes merekomendasikan agar dicarikan alternatif qgar stadion tidak digunakan dulu dalam beberapa waktu. Ini sebagai langkah preventif karena dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement