REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK— Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono mengimbau warga Cina yang merayakan Imlek dan Cap Go Meh agar tidak terlalu berlebihan dalam "pesta" kembang api.
"Pada malam Imlek biasanya ada pesta kembang api, saya minta kepada warga Tionghoa yang ada di Kota Pontianak untuk tidak berlebih-lebihan," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Senin (4/2)malam.
Ia menjelaskan, imbauan tersebut dikeluarkan agar "pesta" kembang api tersebut tidak sampai menimbulkan korban akibat permainan kembang api yang dinilai cukup berbahaya, baik bagi si pemain dan orang lain.
Edi juga mengimbau pada saat perayaan Cap Go Meh nantinya peserta arak-arakan naga dan barongsai agar mematuhi norma-norma dan etika, seperti menghargai agama lain, misal saat umat Islam sedang melakukan ibadah shalat dengan tidak membunyikan gendang-gendang barongsai atau naga.
"Hal itu, dilakukan untuk menghargai, satu sama lainnya," katanya.
Menurut Edi, bagi warga kota Pontianak yang ingin melakukan aktivitas, dapat menghindari lokasi yang menjadi pusat Perayaan Cap Go Meh, yang biasanya akan dimeriahkan berbagai atraksi budaya, seperti atraksi reflika naga dan barongsai seperti di kawasan Jalan Gajah Mada.
"Saya berharap perayaan Imlek dan Cap Go Meh kali ini dapat menarik kunjungan wisatawan, baik lokal, nasional maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Pontianak dan Kalbar umumnya," katanya.
Kapolda Kalbar, Irjen (Pol) Didi Haryono, menyatakan pihaknya mengerahkan sebanyak 1.700 personel polisi untuk pengamanan perayaan Imlek dan Cap Go Meh (CGM), dengan sandi Operasi Liong Kapuas 2019.
Menurut dia, walaupun Operasi Liong Kapuas kali ini lebih mengedepankan preventif.
"Tetapi jika ada indikasi kejahatan saya minta anggota bertindak tegas kepada siapa saja pelaku kejahatan tersebut," katanya.
Sejumlah atraksi replika naga, barongsai, dan festival kuliner akan memeriahkan perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Kota Pontianak 2019. Selama ini, dalam hal perayaan CGM atau puncak perayaan Imek di Kota Pontianak dikenal dengan atraksi replika naga, baik dari segi jumlah maupun panjang dari replika naga tersebut, sementara di Kota Singkawang (Kota Seribu Klenteng) lebih dikenal dengan atraksi Tatung (atraksi seorang dukun yang kemasukan roh).