REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fogging atau pengasapan menggunakan pestisida murni bukan solusi yang tepat untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pengasapan tersebut hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, tidak jentiknya.
"Nyamuk dewasa mati, tetapi jentiknya tidak. Dalam waktu singkat, jentik itu jadi nyamuk dewasa dan berkembang biak lagi. Karena itu fogging bukan solusi," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Merry Yuliesday di Padang, Senin (4/2).
Solusi terbaik menurutnya adalah rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal dari genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Kesadaran membersihkan lingkungan itu harus dimulai dari rumah tangga seperti dengan rutin membersihkan bak air.
"Jika ada anggota keluarga yang terkena demam, segera berobat jangan hanya dibiarkan," katanya.
Data Dinas Kesehatan Sumbar, jumlah penderita DBD di daerah itu dari Oktober 2018 sampai Januari 2019 mencapai 796 orang. Pasien meninggal dunia tercatat sebanyak satu orang di Tanah Datar pada Januari.
Jumlah penderita dari Desember 2018 hingga Januari 2019 meningkat cukup signifikan dari 189 orang menjadi 236 orang. Penderita terbanyak Desember-Januari 2019 terdapat di Kota Padang, yaitu 124 orang. Tetapi dari jumlah penderita cenderung menurun dari 68 orang pada Desember 2018 menjadi 56 orang pada Januari 2019.
Penderita yang bertambah signifikan terjadi di Pasaman Barat. Pada Desember 2018 hanya 6 orang tetapi pada Januari 2019 tercatat 33 orang penderita DBD.
Merry mendorong masyarakat untuk aktif dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal dan membasmi jentik nyamuk. Meski demikian untuk jangka pendek, fogging juga dilakukan.
Fogging adalah sebuah teknik yang dipakai untuk membunuh para serangga yang melibatkan pemakaian semprotan pestisida murni yang diarahkan oleh sebuah pompa udara. Dalam beberapa kasus, uap air panas dipakai untuk menyemprot dan didiamkan dalam waktu yang lama.