Senin 04 Feb 2019 14:14 WIB

Potensi Wisata Perbatasan di Indonesia, Seperti Apa?

Kemenpar Menargetkan mampu mendatangkan empat juta wisman dari perbatasan.

Suasana menjelang Maghrib di pantai dekat pos perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Foto: Rahma Sulistya/Republika
Suasana menjelang Maghrib di pantai dekat pos perbatasan Indonesia-Timor Leste.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bagi dunia pariwisata Indonesia, menggarap pasar wisata perbatasan merupakan hal yang sangat realistis. Apalagi Indonesia memiliki banyak daerah yang menjadi pintu masuk wisman dari negara tetangga, termasuk dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, hingga Timor Leste.

Kementerian Pariwisata menargetkan mampu mendatangkan empat juta wisman dari wilayah perbatasan NKRI sepanjang 2019. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa mengatakan target empat juta wisman dari perbatasan itu naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya sehingga diharapkan mampu memberikan kontribusi besar bagi total target 20 juta kunjungan wisman pada 2019.

Kemenpar akan terus mendorong potensi pariwisata perbatasan atau "cross border" yang salah satunya diterapkan melalui program "Joint Promotion". Misalnya promosi bersama dengan penyedia transportasi (feri dan bus), "event crossborder", "hot deals", destinasi digital, dan "mobile positioning data" (MPD).

Salah satu potensi wisata yang terus digarap oleh Kemenpar adalah "cross border" karena jenis wisata ini memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan. Selain itu, wisata perbatasan menjadi jawaban ketika wisatawan menemui kesulitan dalam melakukan kegiatan wisata, khususnya yang berada di dalam wilayah Indonesia.

Pada 2018, diperkirakan wisatawan perbatasan dapat menyumbang 18 persen dari total kunjungan wisman. Oleh karena itu, tahun ini harus naik setidaknya 20 persen atau sekitar empat juta dari total 20 juta target wisman.

Keuntungan menjaring wisman perbatasan dari negara tetangga, adalah memiliki faktor kedekatan secara geografis. Dengan kedekatan ini, wisman lebih mudah, cepat, dan murah untuk menjangkau destinasi.

Belum lagi, kedekatan secara kultural dan emosional sehingga peluang seperti ini yang bisa dioptimalkan pemanfaatannya oleh Kemenpar untuk menjaring sebanyak mungkin wisman perbatasan

Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, wisata perbatasan memiliki peran penting untuk pariwisata Indonesia. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Pariwisata ingin lebih agresif lagi berpromosi untuk "border tourism". Apalagi saat ini aksesibilitas dan infrastruktur di wilayah perbatasan Indonesia sudah semakin bagus.

Program Pemerintah Jokowi-JK untuk membangun infrastruktur dari wilayah pinggiran dan terluar terbukti mendatangkan manfaat dan keuntungan tersendiri dalam menggerakkan wisman di perbatasan.

Pariwisata itu mirip bisnis transportasi dan telekomunikasi, membutuhkan faktor kedekatan, baik kedekatan budaya maupun kedekatan jarak. Wisata perbatasan sebenarnya sudah berhasil dijalankan di Eropa yang memiliki perbatasan dengan sejumlah negara.

Oleh karena itu, upaya memperkuat wilayah perbatasan adalah salah satu solusi bagi pencapaian target Kemenpar. Apalagi wisman perbatasan pun kini semakin mudah terpantau dan terkalkulasi jumlahnya sebab Kemenpar telah menerapkan sistem berupa MPD untuk menghitung statistik data kunjungan wisatawan, terutama di kawasan perbatasan.

Kemenpar pun berharap target empat juta wisman dari wilayah perbatasan dapat terkalkulasi dan terealisasikan dengan akurat sehingga memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian target total 20 juta wisman ke Tanah Air.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement