Ahad 03 Feb 2019 14:58 WIB

Pendidikan Menengah Jadi Prioritas di Jabar

Kalau pendidikan hebat otomatis ekonomi masyarakat akan meningkat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Sektor pendidikan khususnya pendidikan menengah (SMA/SMK) akan menjadi prioritas dalam pembangunan di Jawa Barat lima tahun ke depan. Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, hal ini penting untuk mengakselerasi visi dan misi Jawa Barat sebagai provinsi Juara Lahir dan Batin. 

Pendidikan akan menjadi skala prioritas dalam menyukseskan Jawa Barat. "Kalau pendidikan hebat otomatis ekonomi masyarakat akan meningkat, kesehatan masyarakat akan meningkat," ujar Uu kepada wartawan akhir pekan lalu.  

Uu menjelaskan, dalam rangka menuju Jawa Barat Juara Lahir dan Batin,  membutuhkan kekompakan dan kebersamaan semua pihak. Oleh karena itu, pihaknya membutuhkan dukungan dari semua insan pendidikan yang ada di Jawa Barat.

"Kami ingin membangun hubungan emosional dengan bapak/ibu (insan pendidikan), karena bapak/ibu adalah mitra bagi kami, sehingga progran kami bisa dibantu oleh bapak/ibu semua," kata Uu di hadapan ratusan kepala sekolah dan pengawas SMA/SMK/SLB se-Wilayah IX yang meliputi Kabupaten Indramayu dan Majalengka.

Wagub Uu berpesan agar para kepala sekolah dan guru mampu membuka cakrawala dan wawasan berpikir para siswa. Serta, mampu mengubah paradigma berpikir peserta didik tentang potensi dirinya. Dengan begitu para guru tidak hanya menekankan nilai angka dan ijazah dalam setiap proses pendidikan.

Hal itu penting, kata dia, mengingat jumlah pengangguran terbuka di Jawa Barat didominasi oleh lulusan SMA/SMK. Uu menekankan agar sekolah membuat program pendidikan kewirausahaan dan MoU dengan berbagai perusahaan yang bisa menyerap tenaga kerja lulusan SMA/SMK.

"Sekolah harus mengadakan MoU dengan perusahaan-perusahaan yang bisa menyerap lulusan SMA/SMK. Para kepala sekolah harus membuat program agar lulusannya tidak nganggur," katanya.

Pesan lainnya, Uu meminta agar sekolah bisa membangun moral dan karakter peserta didik. Menurutnya, kunci sukses seorang siswa di sekolah jangan hanya dilihat dari nilai akademis, namun juga karakter dan moralnya.

"Berikan pesan moral dan muatan nilai keagamaan untuk membangun karakter para siswa. Dengan begitu akan bisa mengurangi dekadensi moral para siswa," kata Uu.

Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Yesa Sarwedi, yang turut hadir mendampingi Wagub Uu. Yesa mengatakan bahwa fokus pengembangan dunia pendidikan di Jawa Barat lima tahun ke depan adalah pendidikan karakter.

"Salah satu fokus pengembangan pendidikan SMA/SMK/SLB di Jawa Barat lima tahun ke depan yaitu pendidikan karakter," kata Yesa.

Yesa mengatakan, bahwa jumlah SMA/SMK/SLB yang ada di Jawa Barat sebanyak 4.700-an unit sekolah. Sementara untuk Wilayah IX yang meliputi Kabupaten Indramayu dan Majalengka sebanyak kurang lebih 286 unit sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement