Jumat 01 Feb 2019 19:21 WIB

Empat Varietas Padi Ini Baik untuk Kesehatan

Saat ini kebutuhan masyarakat akan beras berpigmen sangat tinggi.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Kepala BB Padi Sukamandi, Priatna Sasmita, saat sedang memantau areal perkebunan benih padi, Jumat (1/2).
Foto: Dokumentasi Balai Benih Sukamandi
Kepala BB Padi Sukamandi, Priatna Sasmita, saat sedang memantau areal perkebunan benih padi, Jumat (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi, melepas empat varietas padi khusus yang diyakini sangat baik untuk kesehatan. Empat varietas itu, Inpari Arumba, Jeliteng, Pamelen dan Pamera. Empat varietas ini, salah satunya mengandung fenolik yang cukup tinggi dan sangat baik bagi kesehatan.

Kepala BB Padi Sukamandi, Priatna Sasmita, mengatakan, nasi masih menjadi makanan pokok penduduk Indonesia. Fungsinya, untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, kini fungsi nasi sudah bergeser. Yaitu, memiliki fungsi khusus. Terutama, bagi kesehatan.

"Akan tetapi, ketersediaan beras khusus dengan kandungan mineral, dan senyawa fenolik dan punya aroma khas ini, masih sangat terbatas," ujarnya, kepada Republika.co.id, Jumat (1/2).

Karena itu, Kementerian Pertanian terus berinovasi melakukan terobosan dengan merakit dan menghasilkan varietas yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain itu, tujuan lain perakitan varietas dengan keunggulan khusus ini, diyakini bisa memberikan alternatif bahan pangan sehat dan membuka peluang pasar yang luas. Sekaligus bisa menekan impor. 

Apalagi, saat ini kebutuhan masyarakat akan beras berpigmen sangat tinggi. Mengingat, beras konsumsi ini dipercaya bisa sebagai antioksidan juga. Sehingga, untuk memenuhi permintaan masyarakat itu, pemerintah membuka kran impor beras.

Tetapi, sambung Priatna, pada tahun ini, Kementerian Pertanian telah berhasil melepas empat varietas padi khusus. Padi tersebut, mengandung pigmen yang tinggi. Adapun empat varietas itu, yakni Inpari Arumba, Jeliteng, Pamelen dan Pamera.

Varietas Arumba, merupakan beras merah aromatik dengan aroma yang khas. Tekstur nasinya pulen. Kandungan senyawa fenolik tinggi yaitu mencapai 5742,35 ± 124,1 mg AAE*/100 g BPK.

Senyawa ini, merupakan representasi dari senyawa antosianin. Selain itu, beras tersebut memiliki kandungan Zn yang tinggi, sekitar 23,66 ± 0,25 ppm. Apalagi, jika ditanam potensial hasilnya mencapai 10,67 ton per hektar.

Untuk varietas Pamelen, yaitu merupakan padi merah yang memiliki tekstur nasi pulen dengan rata-rata hasil 6,73 ton GKG per hektar. Serta, potensi hasilnya bisa 11,91 ton per hektar.

Jika dibandingkan dengan padi merah Inpari 24 yang telah dilepas empat tahun lalu, lanjut Priatna, varietas Pamelen lebih unggul dari segi potensi hasil. Umur yang lebih genjah, yakni mencapai 112 hari setelah sebar. Serta, total fenoliknya  mencapai 6929,8 ± 482,3 mg GAE*/100 g BPK. 

Varietas Pamera, merupakan turunan Pusa Basmati 4. Pamera mempunyai rata-rata hasil prosuksi 6,43 ton GKG per hektare, dan potensi hasil 11,33 ton per hektare. Tinggi tanaman sekitar 106 cm membuatnya tahan rebah. Umur panen 113 hari setelah sebar. Tekstur nasi sedang. Total fenolik mencapai 5384,1 ± 345,8 mg GAE*/100 g BPK. 

Sedangkan varietas Jaliteng, yaitu beras hitam yang mempunyai tekstur nasi pulen dan kandungan fenolik yang sangat tinggi 7104,3 ± 417,9 mg GAE*/100 g BPK. Rata-rata hasil 6,18 ton GKG per hektar. Serta,  potensi hasil 9,87 ton GKP per hektar. Umur yang genjah dan tanaman tidak terlalu tinggi, membuat jeliteng memiliki vigor yang baik. 

Sementara itu, Peneliti BB Padi Sukamandi, Indrastuti A Rumanti, mengatakan, beras memiliki senyawa bioaktif yang tinggi. Seperti, tokoferol, tokotrienol, asam ferulat, γ-oryzanol, dan senyawa fenolik. Sebagian besar senyawa fenolik yang ada dalam beras berpigmen adalah antosianin. Antosianin merupakan pigmen alami yang terdapat dalam buah, sayuran, atau serealia yang berwarna merah, biru, ungu hingga kehitaman. 

"Kadar antosianin pada beras menentukan intensitas warna gelap, dan berkorelasi dengan aktivitas antioksidan.  Senyawa ini, merupakan turunan dari polyhydroxy atau polymethoxy dari 2-phenylbenzopyrilum," ujarnya.

Dengan dihasilkannya varietas beras khusus ini, lanjut Indrastuti, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat  akan beras fungsional. Serta, menjawab kebutuhan masyarakat akan bahan pangan yang sehat. penyediakan bahan pangan sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement