Kamis 31 Jan 2019 20:26 WIB

Didoakan Menang Pilpres oleh Peserta Harlah NU, Jokowi: Amin

Ketua Umum PBNU Berharap Pemilu 2019 Berjalan Damai dan Santai

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Peringatan Hari Lahir PBNU. Presiden Joko Widodo menyalami tamu undangan saat Peringatan Harlah ke-93 PBNU di Balai Sidang Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Foto: Republika/Wihdan
Peringatan Hari Lahir PBNU. Presiden Joko Widodo menyalami tamu undangan saat Peringatan Harlah ke-93 PBNU di Balai Sidang Jakarta, Kamis (31/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak berkomentar banyak saat ditanya tanggapan terkait doa yang dipanjatkan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang hadir dalam peringatan hari lahir (harlah) ke-93 NU di Balai Sidang Jakarta, (31/1). Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj memang sempat meminta nahdliyin (warga NU) untuk mendoakan Jokowi memenangi kontestasi pilpres 2019.

"Doa diamini aja. Amin," ucap Jokowi singkat sambil menengadahkan kedua tangan sebelum meninggalkan Balai Sidang Jakarta, Kamis (31/1).

Awalnya, Said Aqil menyampaikan harapannya agar pemilu tahun ini berjalan aman, damai, dan terkesan 'santai'. Bahkan ia sempat menggunakan analogi 'habis nyoblos dangdutan' untuk menggambarkan atmosfer santai yang ia maksud. Said ingin proses pemilu berjalan tanpa ada ketegangan politik yang berlebihan.

Pidato Said dilanjutkan dengan doa yang dipanjatkan di hadapan ribuan nahdliyin yang hadir di Balai Sidang Jakarta agar Jokowi diberikan kemenangan dan kesuksesan dalam Pilpres 2019. Ia sendiri berdalih ucapannya itu bukan kampanye, namun sebuah doa yang dipanjatkan.

"Mudah-mudahan bapak insinyur Jokowi diberikan kekuatan lahir dan batin Allah. Diberi petunjuk kepada Allah, sehingga mendapatkan kemenangan dan kesuksesan. Mendoakan, bukan kampanye," ujar Said yang langsung disambut teriakan 'Hidup Jokowi' oleh salah seorang peserta harlah NU.

Resepsi harlah NU hari ini kemudian dilanjutkan dengan konsolidasi organisasi yang diikuti oleh seluruh fungsionaris PBNU yang terdiri atas Mustasyar, A'wan, Syuriyah, Tanfidziyah beserta seluruh pengurus lembaga dan badan Otonom NU. Konsolidasi NU sudah dimulai pertengahan tahun 2018, meliputi konsolidasi struktur, kultur dan program.

Konsolidasi ini melibatkan secara aktif seluruh pemangku pondok pesantren, para kiai dan masyayikh, serta tokoh-tokoh NU kultural. Konsolidasi organisasi bertujuan agar NU, baik sebagai jam'iyah maupun jamaah siap menyongsong satu abad kelahirannya pada 31 Januari 2026.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement