REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan akan melibatkan warga sebagai penumpang MRT Jakarta dalam uji coba penuh (full trial run) pada akhir Februari 2019.
"Pada 26 Februari 2019 kita akan mulai full trial run, uji coba operasi secara penuh seluruh sistem dan orang-orang. Awak MRT akan mengoperasikan sistem secara independen secara mandiri," kata William dalam uji coba rangkaian kereta MRT Jakarta yang melibatkan wartawan, Rabu (30/1).
William menuturkan pada uji coba penuh dan terakhir itu akan dibagi pada dua fase, yakni pada mode darurat dan normal. "Pada saat normal yang dimulai pada 11 Maret 2019, kita akan mulai melibatkan masyarakat secara lebih banyak dan jumlahnya bisa diperkirakan sampai 20 ribu orang sehari naik kereta. Kita coba itu selama dua-tiga pekan sampai dengan operasi komersial itu dimulai," ujarnya.
Jurnalis mengabadikan suasana perjalanan kereta Mass Rapid Transit (MRT) saat uji coba di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
William mengatakan pelatihan operasi MRT Jakarta pada saat keadaan darurat juga dijadwalkan dilakukan pada 27 Februari-11 Maret sebelum MRT mulai beroperasi secara komersial pada 24-31 Maret 2019. Ia menuturkan pada uji coba penuh itu akan dimulai dengan latihan dan respons yang harus dilakukan saat keadaan darurat dengan melibatkan penumpang.
Sementara pada Agustus 2018, telah dimulai tes integrasi persinyalan di jalur utama menggunakan kereta pertama. Ia menuturkan hingga saat ini semua berjalan sesuai dengan target dan hasil yang didapat sesuai dengan harapan.
Hingga 25 Januari 2019, proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase I antara Lebak Bulus dan Bundaran Hotel Indonesia sudah mencapai 98,59 persen. "Itu terbagi dua antara depo dan seksi pengerjaan atas (elevated) 98,43 persen serta seksi bawah tanah 98,74 persen," kata William.
Seorang jurnalis menunjuk monitor yang menampilkan tujuan perjalanan kereta Mass Rapid Transit (MRT) saat uji coba di Jakarta, Rabu (30/1/2019).