Rabu 30 Jan 2019 15:27 WIB

Pemenang Debat Pertama Capres-Cawapres Menurut Survei

LSI dan Kedai Kopi telah merilis hasil survei pascadebat pertama capres-cawapres.

Capres Nomor urut 01 Joko Widodo bersalaman dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Capres Nomor urut 01 Joko Widodo bersalaman dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Suryarandika, Antara

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memiliki hasil survei terkait pemenang pascadebat pertama capres-cawapres. Lewat surveinya, LSI menyimpulkan pemenangnya ialah pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.

Peneliti LSI Adjie Alfarabby mengatakan ada enam dimensi penilaian debat. Di antaranya ialah kemampuan komunikasi, penguasaan materi, program kerja, penguasaan permasalahan, kekompakan dan kepemimpinan kuat. Dari enam ndikator, lima di antaranya dimenangi oleh Jokowi-Ma'ruf.

"Misalnya untuk kemampuan komunikasi Jokowi-Ma'ruf 39,4 persen dan Prabowo-Sandiaga 33,7 persen. Penguasaan materi selisihnya sekitar 6 persen unggul Jokowi-Ma'ruf," katanya pada wartawan dalam paparan hasil survei, Rabu (30/1).

Kemudian, paslon Prabowo-Sandiaga hanya unggul di satu indikator saja, yaitu kekompakan paslon. Selisihnya 16 persen untuk keunggulan Prabowo-Sandiaga (30,1 persen vs 46 persen).

"Dari enam dimensi, Jokowi-Ma'ruf menang di lima dimensi. Prabowo-Sandiaga cuma menang di 1 dimensi. Skornya 5:1," ujarnya.

Terpantau, unggulnya kekompakan Prabowo-Sandiaga memang terlihat dalam debat. Keduanya bergiliran memberi pemaparan dan jawaban. Sedangkan Ma'ruf Amin cenderung punya porsi amat sedikit dalam debat. Jokowi lebih mendominasi pembicaraan ketimbang Ma'ruf.

Di sisi lain, Adjie menilai, penampilan cawapres dalam debat tak berpengaruh signifikan pada elektabilitas. Hanya kesalahan fatal saat debat yang menurutnya mampu memberi pengaruh besar.

"Skalanya kecil pengaruhi elektabilitas. Hal-hal itu enggak jadi poin lebih, kecuali ada blunder fatal cawapres. Kalau cuma porsi bicara dan penampilan tidak signifikan ngaruhnya," tuturnya.

Survei LSI juga menunjukkan fakta bahwa, debat pertama tak berpengaruh banyak pada elektabilitas. Jika sebelum debat Jokowi-Ma'ruf punya elektabilitas sebesar 54,2 persen, usai debat menjadi 54,8 persen. Adapun elektabilitas Prabowo-Sandi menjadi 31 persen pascadebat setelah sebelumnya memiliki elektabilitas 30,6 persen.

"Debat enggak banyak pengaruh," kata Adjie.

Walau begitu, Adjie menjelaskan faktor elektabilitas paslon tak hanya ditentukan dari debat. Sebab, debat dianggap hanya salah satu instrumen penilaian.

Ia merujuk pada Amerika Serikat sebagai kiblat demokrasi, debat capresnya tak selalu ramai penonton dan berpengaruh. Terkecuali bila selisih elektabilitas paslon hanya sekitar 5 persen maka bisa berdampak signifikan.

"Tergantung faktor lain di luar itu, debat bukan satu-satunya variabel yang pengaruhi itu," ujarnya.

Adjie menilai para peserta survei mayoritas sudah punya pilihan politik sendiri. Sehingga, sesi debat tak banyak berpengaruh pada pilihan mereka. Para penonton hanya ingin menyaksikan kembali penyajian visi misi oleh capres-cawapres pilihannya.

"Penonton debat sudah punya pilihan politik sendiri umumnya. Debat hanya sarana sejauhmana pemaparan materi capres yang didukungnya," ucapnya.

Diketahui, pengumpulan data survei LSI dilakukan pada 18-25 Januari 2019 dengan metode multistage random sampling. Total respondennya 1.200 di seluruh Indonesia. Wawancaranya menggunakan tatapmuk memakai kuesioner. Adapun margin of errornya sekitar 2,8 persen.

Baca Juga

Survei Kedai Kopi

Sebelumnya, survei Kedai Kopi menunjukkan responden memandang pasangan Jokowi-Ma'ruf mampu menampilkan visi-misi terbaik dibandingkan Prabowo-Sandi dalam debat publik pertama pada Kamis (17/1). Responden menilai Jokowi adalah capres yang paling mampu menjawab pertanyaan dalam debat.

"Sebanyak 50,7 persen responden menilai Jokowi-Ma'ruf menampilkan visi-misi terbaik dalam debat," kata Direktur Eksekutif KedaiKopi Kunto A Wibowo dalam pemaparannya di Jakarta, Selasa (22/1).

Kunto mengatakan, hanya 37,1 persen responden yang menilai Prabowo-Sandi memiliki visi-misi terbaik dan 12,2 persen masih bingung menentukan pilihannya. Namun menurutnya, sebanyak 61,3 persen menilai Jokowi-Ma'ruf tidak menawarkan hal yang baru dalam isu hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

"Hanya 38,7 persen responden yang menilai Jokowi-Ma'ruf memberikan hal yang baru dalam isu hukum, HAM, korupsi, dan terorisme," ujarnya.

Kunto mengatakan, sebanyak 55,5 persen responden menilai paslon Jokowi sebagai capres yang paling mampu menjawab pertanyaan, sementara Prabowo hanya 32,3 persen. Sementara itu, menurut dia, Sandiaga Uno unggul dengan 72,5 persen sebagai cawapres yang paling mampu menjawab pertanyaan, dan Ma'ruf Amin hanya 20,6 persen.

Berdasarkan karakter kandidat, 55,4 persen responden menilai Jokowi pemimpin yang sesuai harapan, Prabowo 30,8 persen, Sandiaga 6,9 persen, dan Ma'ruf Amin 0,6 persen, lima persen dinilai keduanya sama bagusnya, dan 1,3 persen diluar harapan.

photo
Survei Pascadebat Capres-Cawapres

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement