Rabu 30 Jan 2019 14:43 WIB

LSI: Debat Capres-Cawapres Sedikit Pengaruhi Elektabilitas

Elektabilitas dua pasangan capres tak terlalu berubah pascadebat perdana.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Rilis survei LSI Denny JA pasca debat kandidat sesi ke-1, Pulo Gadung Jakarta Timur, Rabu (30/1).
Foto: Republika/Ijal Rosikhul Ilmi
Rilis survei LSI Denny JA pasca debat kandidat sesi ke-1, Pulo Gadung Jakarta Timur, Rabu (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengadakan survei untuk menilai pengaruh debat  Capres-Cawapres sesi 1 terhadap elektabilitas pasangan calon. Hasilnya, LSI menemukan debat tersebut tak berpengaruh banyak pada elektabilitas.

Peneliti LSI Adjie Alfarabby menyebut, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pada Desember 2018 sebesar 54,2 persen. Lalu di periode yang sama, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 30,6 persen. Sisanya sebesar 15,2 persen masih rahasia atau belum menjawab. Elektabilitas tersebut tak jauh beda seusai debat berlangsung.

"Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,8 persen, Prabowo-Sandi 31 persen dan 14,2 persen belum menjawab atau rahasia. Jadi debat enggak banyak pengaruh," katanya pada wartawan dalam paparan hasil survei, Rabu (30/1).

Walau begitu ia menjelaskan faktor elektabilitas paslon tak hanya ditentukan dari debat saja. Sebab debat dianggap hanya salah satu instrumen penilaian. Ia merujuk pada Amerika sebagai kiblat demokrasi, debat capresnya tak selalu ramai penonton dan berpengaruh. Terkecuali bila selisih elektabilitas paslon hanya sekitar 5 persen maka bisa berdampak signifikan.

"Tergantung faktor lain di luar itu, debat bukan satu-satunya variabel yang pengaruhi itu," ujarnya.

Adjie menilai para peserta survei mayoritas sudah punya pilihan politik sendiri. Sehingga sesi debat tak banyak berpengaruh pada pilihan mereka. Para penonton hanya ingin menyaksikan kembali penyajian visi misi oleh capres-cawapres pilihannya.

"Penonton debat sudah punya pilihan politik sendiri umumnya. Debat hanya sarana sejauhmana pemaparan materi capres yang didukungnya," ucapnya.

Diketahui, pengumpulan data survei dilakukan pada 18-25 Januari 2019 dengan metode multistage random sampling. Total respondennya 1.200 di seluruh Indonesia. Wawancaranya menggunakan tatapmuk memakai kuesioner. Adapun margin of errornya sekitar 2,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement