Selasa 29 Jan 2019 23:30 WIB

Kemenag Upayakan Peningkatan Infrastruktur IAIN Palu

Peningkatan infrastruktur dan sarana prasarana dilakukan pasca bencana Palu.

Kondisi gedung Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu yang rusak akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Kondisi gedung Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu yang rusak akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kementerian Agama RI mengupayakan peningkataninfrastruktur dan sarana prasarana penunjang kelancaran akademik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah. Pascabencana gempa dan tsunami, 28 September 2018, kini Kementerian Agama sedang berupaya membangun IAIN Palu di kampus I di Palu, dan kampus II di Kabupaten Sigi.

Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr Arskal Salim di Palu, Selasa (29/1) mengatakan, saat ini, Kemenag tengah mengupayakan membangun infrastruktur dan sarana prasarana IAIN Palu. Berbagai sumber anggaran digunakan pascabencana tersebut.

Ia menyebut, salah satu upaya membangun kembali perguruan tinggi Islam negeri itu yakni, pinjaman luar negeri dari Asia Deveploment Bank atau Bank Pembangunan Asia (ADB). Selain itu, Pemerintah RI lewat Kemenag juga merekonstruksi bangunan gedung IAIN Palu pascabencana dengan menggunakan non-rupiah murni yakni Surat Berharga Syariat Negara (SBSN) untuk kampus I dan II.

Karena itu, Arskal Salim menegaskan civitas akademik IAIN Palu tidak boleh latur dalam keterpurukan dan kesedihan karena tertimpa bencana. Sebaliknya, kata dia, IAIN Palu harus bersemangat kembali, harus bangkit segera untuk membangun peradaban manusia lewat fungsinya.

"Bencana yang terjadi, harus di respons, dilihat oleh Civitas akademik IAIN Palu sebagai suatu modal untuk membangun kembali perguruan tinggi itu melampaui cita-cita sebelumnya. Harus keinginan dan motivasi mengembangkan harus jadi semangat," ujar Arskal Salim.

Ia menegaskan civitas akademik IAIN Palu, jangan melihat bencana yang terjadi sebagai suatu situasi terburuk dalam perjalanan pembangunan perguruan tinggi tersebut. "Ini soal penyikapan, ini harus dilihat sebagai suatu kesempatan untuk membangun IAIN Palu agar lebih baik dari sebelumnya," ucap dia.

Sementara itu Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan pascabencana gempa dan tsunami, IAIN Palu mengalami kerugian kurang lebih senilai Rp 117 miliar. Setengah dari wilayah kampus I IAIN Palu terdampak tsunami pada 28 September 2018 lalu.

Seluruh gedung dan sarana prasarana penunjang lainnya yang terdampak tsunami, rusak total. Parahnya lagi, aksi penjarahan oleh oknum-oknum tertentu, menambah penderitaan IAIN Palu. Pasalnya sebagian aset negara yang melekat pada satker tersebut, hilang dijarah oleh orang-orang tertentu yang bukan civitas akademik IAIN Palu.

Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr Arskal Salim membuka secara resmi workshop pedoman penyusunan mutu akademik. Worskshop tersebut merupakan suatu bentuk dukungan dan kepedulian PTKIN se-Indonesia untuk membangun mutu IAIN Palu pascabencana.

Kegiatan itu diikuti kurang lebih 33 peserta dari lembaga penjaminan mutu PTKIN se-Indonesia. Usai membuka kegiatan itu, Arskal Salim menjadi narasumber pada seminar nasional tentang kontribusi hukum ekonomi syariah di era milenial dalam pembangunan hukum Islam, yang digelar oleh Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Palu. Selanjutnya, Arskal Salim meninjau wilayah kampus I IAIN Palu yang terdampak tsunami dan kampus II di Desa Pombewe, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement