Selasa 29 Jan 2019 21:59 WIB

Kemenkes: Mencegah Adalah Cara Paling Efektif Tangani DBD

Fogging hanya digunakan untuk kasus berat dan memutus transmisi vektor

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tanggerang Selatan, Banten, Selasa (29/1).
Foto: Republika/Prayogi
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tanggerang Selatan, Banten, Selasa (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) akan terus terjadi. Hal itu sepanjang masih ada nyamuk yang 'membawa' virus dengue yang merupakan penyebab penyakit.

"Sepanjang masih ada nyamuk dan masih ada nyamuk yang 'membawa' virus dengue, maka masih ada kasus DBD," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/1).

Baca Juga

Untuk meminimalisasi penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebut, Anung menyebut pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan cara yang paling efektif dan paling baik. Menurutnya, PSN berkelanjutan minimal sekali sepekan sepanjang tahun di semua breeding place. Sedangkan fogging, dia menambahkan, hanya digunakan untuk kasus berat dan banyak pada saat yang hampir bersamaan untuk memutus transmisi vektor.

"Jadi bukan fogging," ujarnya.

Sebelumnya, Kemenkes mencatat kabupaten/kota yang melaporkan kasus DBD  sebanyak 372 kabupaten dari 33 provinsi tercatat jumlah kasus dan kematian DBD mulai 1 Januari 2019 hingga 28 Januari 2019 sebanyak 11.293 orang. 

"Kemudian yang meninggal dunia sebanyak 112 jiwa dan provinsi yang mempunyai tren tinggi kasus suspect dengue adalah provinsi Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah (Jateng), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara (Sulut), dan Lampung," kata Anung saat dihubungi Republika, Selasa (29/1).

Sementara itu, dia menambahkan, daerah yang telah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) dengan W1 atau laporan peningkatan wabah yaitu di Kabupaten Kapuas, Kota Kupang, Kabupaten Manggarai Barat, dan di Sulut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement