Selasa 29 Jan 2019 14:19 WIB

RSUD Ungaran Sudah Tangani 79 Pasien Positif DBD

Pada Januari, peningkatan pasien mencapai dua kali lipat dibanding Desember.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) saat menjalani perawatan di RSUD Depok, Jawa Barat, Senin (28/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) saat menjalani perawatan di RSUD Depok, Jawa Barat, Senin (28/1).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran, Kabupaten Semarang telah menangani 187 pasien Dengue Fever (Demam Dengue) selama Desember 2018 hingga 28 Januari 2019. Dari jumlah ini, sebanyak 79 pasien di antaranya merupakan pasien yang positif menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) atau demam yang disertai dengan gejala-gejala klinis pendarahan.   

Direktur RSUD Ungaran Setya Pinardi mengungkapkan periode Desember 2018 hingga Januari 2019 ini merupakan puncak lonjakan pasien Demam Dengue di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang tersebut.

Bahkan, pada periode Januari 2019 kali ini peningkatan jumlahnya hampir mencapai dua kali lipat. Pada periode Desember 2018, RSUD Ungaran menangani sebanyak 98 pasien Demam Dengue.    

Sepanjang bulan Januari hingga 28 Januari 2019, jumlah pasien Demam Dengue yang ditangani di RSUD Ungaran mencapai 179 pasien. Namun, untuk jumlah pasien yang positif DBD hanya 79 orang pasien.

“Kendati begitu, dari jumlah 79 penderita DBD pada periode Desember 2018 hingga Januari 2019 ini tidak ada yang meninggal dunia,” kata dia, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (29/1).

Ia juga menjelaskan, untuk jumlah pasien DBD ini masih didominasi oleh anak-anak. Jumlah penderita DBD anak-anak mencapai 43 orang pasien dan sisanya merupakan penderita remaja hingga dewasa.

Sedangkan untuk penderita Demam Dengue didominasi oleh pasien dewasa, yang mencapai 64 orang pasien. “Sedangkan jumlah pasien Demam Dengue anak- anak tercatat hanya mencapai 44 orang anak,” kata dia.

Peningkatan jumlah pasien DBD dan Demam Dengue ini, kata Pinardi, berlangsung seiring dengan masa puncak musim penghujan. Bahkan kasus semacam ini juga terjadi di semua daerah tidak hanya di wilayah Kabupetan Semarang saja.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendali dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Hasty Wulandari mengatakan, kasus BDB di Kabupaten Semarang sepanjang tahun 2018 tercatat mencapai 175 kasus, dengan jumlah korban meninggal dunia dua orang.

Menghadapi pergantian musim beberapa waktu lalu, Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang telah mengimbau masyarakat untuk mengoptimalkan kembali langkah- langkah antisipasi dengan menggiatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement